Madu lebah trigona/klenceng diminati pasar

id Madu,Lebah trigona,Penangkaran madu ,Kelnceng

Madu lebah trigona/klenceng diminati pasar

Pengunjung sedang mengikuti diedukasi tentang madu oleh pemilik Kebun Lebah Simpur di Desa Kecapi, Kabupaten Lampung Selatan. Jumat (6/11/2020). ANTARA/Dian Hadiyatna

Bandarlampung (ANTARA) - Madu lebah trigona atau klenceng sangat diminati oleh masyarakat, sehingga tiap bulannya penangkar yang berada di kawasan hutan register 3 Gunung Rajabasa
mengakui masih kekurangan untuk mencukupi permintaan pasar lokal.

"Permintaan pasar di lokalan saja tinggi bahkan kekurangan tiap bulan nya maka penjualan ke luar provinsi saat ini sudah tidak melayani lagi," kata pemilik Kebun Lebah Simpur di Desa Kecapi, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Heri, di Bandarlampung, Jumat.

Ia menuturkan bahwa di kebun miliknya terdapat 600 rumahan untuk lebah guna menghasilkan madu dimana setiap sarang dapat memproduksi madu sebanyak dua botol.

"Jadi dalam satu bulan kalau sarang ada 600 tinggal di kali dua saja sekitar 1.200 botol kita panen setiap satu bulan sekali," kata dia.

Untuk memasarkan madu miliknya tidak ada cara khusus atau menaruh/menitip di toko-toko namun konsumen sendiri yang datang untuk mengambil barangnya.

"Mereka datang sendiri kemari, terkadang ada juga yang ingin sekalian belajar panen madu di sini, untuk harga botol ukuran 250 mili kita hargai Rp150.000," kata dia.

Ia pun menjelaskan bahwa guna mendapatkan madu yang berkualitas dari lebah trigona dibutuhkan sumber pendukung seperti terdapat tanaman atau tumbuhan di sekitar sarang lebah.

"Kita di sini juga menanam cengkeh, coklat dan pisang, aren durian, mangga dan sawo untuk makanan si lebah agar kualitas madu juga terjaga," kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa usahanya tersebut sudah dilakoni selama empat tahun ke belakang secara otodidak dan tanpa bantuan dari pemerintah.

"Saya belajar sendiri atau otodidak dan Alhamdulillah sekarang sudah ada 600 sarang," katanya.

Dia pun berharap ada sedikit bantuan dari pemerintah untuk mempromosikan tempat-tempat wisata yang berada di kawasan hutan agar masyarakat luas juga dapat mengenal dan mengetahui bahwa ada kebun madu di sekitar hutan.

"Kegiatan-kegiatan tour wisata ini bagus jadi kan sekarang orang sedikit demi sedikit tau selain wisata alam ada juga rumah madu toh ini juga kan untuk membantu masyarakat juga," kata dia.

Kebun madu lebah trigona atau klenceng tersebut telah dibuat senyaman mungkin oleh pemiliknya dengan memodifikasi tempat tempat tersebut menjadi lokasi swafoto serta ada rumah gubuk untuk istirahat pengunjung.