Kalapas wisuda 135 napi perempuan dalam program tuntas huruf hijaiyah

id Lapas perempuan, wisuda napi napas perempuan, napi lapas perempuan

Kalapas wisuda 135 napi perempuan dalam program tuntas huruf hijaiyah

Lapas Perempuan gelar wisuda program hatam untuk napi setempat. (ANTARA/DAMIRI)

Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 135 orang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Bandarlampung diwisuda dalam kegiatan pembinaan kepribadian tuntas huruf hijaiyah.

"Ada 135 orang warga binaan kita yang dinyatakan lulus dalam program kepribadian berupa menuntaskan huruf hijjaiyah," kata Kalapas Perempuan, Putranti Rahayu usai gelar doa bersama dalam rangka sukseskan KTT G20 di Bandarlampung, Kamis.

Dia melanjutkan program kepribadian yang telah dilaksanakan tersebut merupakan bentuk komitmen dalam memberantas buta huruf hijaiyah terhadap warga binaan.

Dari sebanyak 135 warga binaan yang dinyatakan lulus, lanjut dia, di antaranya 109 warga binaan lulus membaca Iqro dan 26 warga binaan dalam tahap pembinaan lanjutan hingga hatam dalam membaca al-quran.

"Salah satu program pembinaan ini guna meningkatkan literasi masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam peringkat 62 dari 70 negara. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pembinaan kepribadian dan proses pendidikan agama untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca Al-Quran bagi warga binaan," kata dia.

Rahayu menambahkan, baginya pemasyarakatan adalah merupakan tempat untuk menuntut ilmu hingga pesantren. Sehingga dalam pembinaan baik kepribadian maupun mandiri ada output yang nyata dalam pembinaan untuk warga binaan.

"Tolak ukur nya yang sebelumnya tidak shalat menjadi rajin shalat dan tidak bisa baca mereka bisa baca di mulai dari Iqro, surat pendek, dan lainnya. Yang lebih terpenting ketika mereka keluar sudah bisa baca Al-Quran dan bisa mengajar saling berbagi ilmu," katanya.

"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi warga binaan kita," katanya lagi.

Salah satu warga binaan setempat Lila Fatmalia, mengatakan, dirinya telah mengikuti program kemandirian tersebut selama tiga bulan sejak Mei-Agustus 2022.

Warga binaan perkara narkotika warga Jakarta itu sengaja mengikuti program tersebut untuk bisa membaca dan bisa lebih menjadi baik lagi.

"Saya berkesan sehingga ingin mengetahui lebih dalam tentang Al-Quran. Saya bisa saat berada di Lapas ini dan ke depan akan lanjut mengikuti program tajwid Quran," katanya.