Perusahaan Kopi Berkomitmen Atasi Deforestasi Hutan TNBBS

id Kopi Robusta Lampung, TNBBS Kopi Lampung, Deforestasi TNBBS, Perambahan TNBBS Kopi dari hutan

Perusahaan Kopi Berkomitmen Atasi Deforestasi Hutan TNBBS

Perusahaan kopi nasional dan dunia bersama pemda dan LSM/NGO serta petani berkomitmen mengatasi deforestasi hutan TNBBS dalam komitmen bersama, di Bandarlampung, Kamis (12/4). (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Perusahaan kopi dunia dan Indonesia bersama pemerintah, petani kopi, dan lembaga nonpemerintah berkomitmen mengatasi deforestasi hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) akibat perambahan untuk budi daya pertanian terutama tanaman kopi.

Komitmen untuk mengatasi deforestasi yang didorong oleh budi daya kopi dan telah dikembangkan melalui Pertemuan Meja Bundar Kopi Berkelanjutan di Bukit Barisan Selatan (BBS), diinisiasi dan dilaksanakan oleh Wildlife Conservation Society (WCS) bekerja sama dengan Balai Besar TNBBS dan Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) ditandatangani bersama di Bandarlampung, Kamis (12/4) petang.

TNBBS adalah rumah bagi harimau dan gajah sumatera, kini makin terancam akibat perambahan terutama untuk budi daya pertanian termasuk produksi kopi. Padahal TNBBS merupakan kawasan konservasi penting bagi harimau, badak, dan gajah sumatra, serta salah satu kawasan dari Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera (Tropical Rainforest Heritage of Sumatera/TRHS) yang diakui secara internasional oleh UNESCO.

Komitmen penting yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan kopi domestik dan internasional yang diwakili lebih dari 60 persen rantai pasok kopi di Lampung, yaitu Jacobs Douwe Egberts BV, Louis Dreyfus Company, PT Mayora Indah, Nestle, dan Olam International serta organisasi lain, seperti Asosiasi Supplier Kopi Lampung, Enveritas, Hanns R Neumann Stiftung, serta penjual dan pesangrai kopi lainnya, menandai dimulai kolaborasi unik yang fokus pada lanskap untuk menyelamatkan masa depan salah satu ekosistem hutan terpenting bangsa ini, serta pada waktu yang bersamaan mendukung pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.

Perusahaan-perusahaan kopi terkemuka di dunia telah berkomitmen untuk mengatasi deforestasi akibat produksi kopi illegal di kawasan TNBBS, dengan luas 320.000 hektare, merupakan habitat penting bagi beragam hidupan liar namun terancam akibat perambahan untuk budi daya pertanian.

Setidaknya 10 persen dari Situs Warisan Dunia ini merupakan lokasi produksi kopi aktif yang secara signifikan berdampak terhadap keragaman hayati, penyediaan jasa lingkungan, serta berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Sekitar 26.000 ton kopi robusta diproduksi dan diangkut dari kawasan taman nasional ini setiap tahunnya. Hal tersebut menyebabkan para pedagang dan pesangrai kopi domestik dan internasional berisiko tanpa sengaja membeli kopi yang terkait dengan deforestasi di TNBBS, sehingga mengancam komitmen perusahaan dan kemajuan industri untuk mencapai rantai pasokan yang bebas deforestasi.

Para pihak mengakui peran yang dapat dilakukan untuk mengatasi deforestasi akibat budi daya kopi serta mendukung mata pencaharian petani agar lebih sejahtera, perusahaan-perusahaan kopi domestik dan internasional telah mengembangkan "Pernyataan Niat Bersama" untuk memobilisasi berbagai upaya guna mengatasi ancaman yang semakin meningkat tersebut.

Pernyataan Niat Bersama tersebut diinisiasi melalui Meja Bundar Kopi Berkelanjutan di Lanskap Bukit Barisan Selatan yang diselenggarakan oleh WCS bekerja sama dengan Balai Besar TNBBS dan GAEKI.

Peluncuran Pernyataan Niat Bersama ini dilaksanakan usai pertemuan Meja Bundar ke-3, dengan sedikitnya 14 perusahaan dan lembaga terkait menandatangani Pernyataan Niat Bersama dimaksud yang dihadiri oleh Bupati Lampung Barat, Bupati Ogan Komering Ulu Selatan, dan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung, Kepala Dinas Perkebunan Lampung Barat, serta Kepala Balai Besar TNBBS.

"Pernyataan tersebut mendemonstrasikan pendekatan yang unik untuk mengatasi deforestasi yang didorong oleh budi daya komoditas pertanian dan komitmen perusahaan-perusahaan untuk secara aktif terlibat dalam perlindungan lanskap hutan yang terancam. Kami telah belajar dari upaya konservasi yang dilaksanakan lebih dari 20 tahun di Indonesia bahwa pendekatan-pendekatan baru terkadang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah lama," kata Dr Noviar Andayani, Country Director WCS Indonesia.

Menurutnya, kolaborasi baru antara sektor swasta, petani, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah ini sangat penting untuk mendukung mata pencaharian petani dan menyelamatkan masa depan TNBBS serta beberapa spesies fauna penting Indonesia yang kelangsungan hidupnya bergantung pada taman nasional ini.

Christopher Stewart, Head of Corporate Responsibility and Sustainability Olam, menyimpulkan penting inisiatif ini dengan menyatakan, ambisi Living Landscape kami adalah untuk memberikan tiga dampak positif di lokasi-lokasi kerja kami, sehingga petani yang sejahtera, komunitas desa yang berkembang, dan ekosistem yang sehat dapat tercipta secara bersamaan.

"Hal itu hanya dapat dicapai melalui kemitraan yang nyata di tingkat tapak, seperti yang kami bangun bersama WCS, sektor kopi robusta di Lampung, dan Balai Besar TNBBS untuk mendukung budi daya kopi berkelanjutan di lanskap Bukit Barisan Selatan," ujar dia lagi.

Senada dengan hal tersebut, Do Ngoc Sy, Sustainability Manager for Asia Pacific, Jacobs Douwe Egberts menyatakan bahwa komitmen ini menandai dimulai kolaborasi yang akan memungkinkan untuk memperluas dampak Responsible Sourcing Program (Program Pembelian Kopi Yang Bertanggung Jawab), yang memastikan keberlanjutan pembelian kopi serta mendukung penghidupan petani-petani kecil yang membentuk dasar suplai kopi.

"Kita hanya dapat mencapai hal ini melalui aksi kolektif dan sebagai perusahaan pesangrai kopi besar yang membeli kopi dari Lampung, kami akan bekerja sama dengan supplier kami dan para pengampu kepentingan lain untuk memastikan perkembangan sektor kopi robusta yang menghargai dan melindungi ekosistem alam," katanya pula.

Menurut Andayani lagi, Pernyataan Niat Bersama ini merupakan langkah awal menuju pembentukan serangkaian inisiatif baru, menandai dimulai kerja keras untuk memastikan bahwa komitmen ambisius ini diterjemahkan ke dalam aksi nyata dan peningkatan nyata mata pencaharian petani serta konservasi di TNBBS.

Perusahaan dan organisasi yang telah mendukung Pernyataan Niat Bersama ini, antara lain Asosiasi Suplier Kopi Lampung (ASKL), Berindo Jaya (Neumann Kaffee Gruppe), Balai Besar TNBBS, Enveritas, Hanns R Neumann Stiftung (HRNS), PT Indo Cafco (ECOM), Jacobs Douwe Egberts BV, Louis Dreyfus Company, PT Mayora Indah, Nestle SA, Olam International, Kelompok Tani Karya Bakti Ulubelu, Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat, dan Wildlife Conservation Society (WCS).