Bawaslu Bandarlampung: Pemilih pemula berpotensi jadi swing voters

id Lampung,Bandarlampung,KPU,Bawaslu

Bawaslu Bandarlampung: Pemilih pemula berpotensi jadi swing voters

Ilustrasi. (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) -

Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Bandarlampung mengatakan bahwa pemilihan pemula banyak berpotensi menjadi swing voters ataupun pemilih mengambang.

"Biasanya swing voters didominasi oleh pemilih pemula walaupun memang ada juga yang tidak mau memilih sama sekali," kata Ketua Bawaslu Kota Bandarlampung, Candrawansah, di Bandarlampung, Jumat.

Sehingga, lanjut dia, ke depan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait terutama Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bisa menyentuh mereka yang pada akhirnya mereka bisa mau berpartisipasi dalam pemilu.

"Jadi tingkat bujukannya ini atau sosialisasinya apakah bisa menyentuh masyarakat, kaum milenial sehingga menggugah mereka dalam pemilu," ujarnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa peran partai politik (parpol) untuk meyakinkan kepada para pemuda ini sangat penting. Oleh karena itu parpol pun harus menyampaikan visi misinya dengan maksimal kepada mereka.

"Ini yang penting, karena pemilih pemula dari generasi milenial ini mereka kritis dan juga rasional serta ingin diyakinkan oleh sosok calon, program kerja dan juga visi misi partai politik. Bila ini sudah berjalan maka swing voters lambat laun pun akan berkurang karena kepedulian masyarakat pada demokrasi," ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, KPU pun sudah dari sekarang harus melakukan pemetaan daerah mana saya yang berpotensi akan banyak orang-orang yang tidak menyuarakan haknya pada pemilu nanti.

"Jadi nanti daerah-daerah yang banyak tidak menyuarakan haknya harus lebih diperhatikan untuk sosialisasinya dan menjadi acuan bagi KPU dalam melakukan program sosialisasi pendidikan pemilih," kata dia.

Namun begitu, ia mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada pilkada maupun pemilu di Kota Bandarlampung sudah lumayan berkisar di 60 hingga 80 persen.

"Partisipasi pemilih di kota Bandarlampung tidak rendah tapi juga tidak terlalu tinggi antara 60 sampai 80 persen ini sudah cukup baik," ujarnya.

Sementara itu, Komisioner KPU Bandarlampung, Divisi Teknis Penyelenggara, Fery Triatmojo, mengatakan bahwa seseorang belum menggunakan hak pilihnya karena belum tau.


"Jadi salah satu faktor tingginya angka swing voters disebabkan masih minimnya informasi tahapan pemilu dan pemilihan," kata dia.

Namun begitu, ia pun meyakini bahwa saat sosialisasi pendidikan pemilih terhadap tahapan pelaksanaan pilkada ataupun pemilu dilakukan KPU dapat menurunkan tingkat pemilih mengambang.

"Saya yakin, ketika sosialisasi pendidikan pemilih masif dilakukan oleh KPU, pasti akan menurunkan tingkat pemilih mengambang atau belum ingin berpartisipasi,”  kata dia.