Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengevakuasi satu individu harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang terkena jerat di Kabupaten Gayo Lues.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan harimau tersebut di areal penggunaan lain yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung masuk wilayah Desa Sangir, Kecamatan Dabun Galang, Kabupaten Gayo Lues.
"Harimau tersebut saat ditemukan terkena jerat di kaki kiri belakang. Proses evakuasi dilakukan dengan membius satwa dilindungi tersebut," kata dia.
Ia mengatakan evakuasi harimau sumatra tersebut berawal dari informasi personel Polres Gayo Lues yang menyebutkan ada harimau terkena jerat pada Kamis (11/8), sekitar pukul 18.20 WIB.
Dari informasi tersebut, BKSDA Aceh bersama mitra kerja mengerahkan tim medis ke lokasi. Evakuasi satwa dilindungi tersebut dilakukan pada Jumat (12/8).
"Hasil amatan tim di lapangan, harimau tersebut diperkirakan terkena jerat sejak tiga hari lalu. Berdasarkan identifikasi, harimau berumur empat hingga lima tahun dengan berat tubuh 47 kilogram," kata Agus Arianto.
Ia menyebutkan harimau tersebut mengalami infeksi luka serta kelumpuhan di kaki kiri belakang yang terkena jerat. Jerat terbuat dari sling atau tali baja.
Berdasarkan analisa medis, kata dia, diperlukan observasi lanjutan terhadap kelumpuhan kaki satwa dilindungi tersebut, apakah permanen atau sementara. Sebab, harimau tersebut belum dapat menggerakkan kaki belakang karena adanya gangguan motorik saraf.
"Tim memutuskan mengobservasi harimau tersebut di Kantor SPTN 3 Blangkejeren, Ibu Kota Kabupaten Gayo Lues. Jika dari observasi nanti kondisi kesehatannya membaik, harimau tersebut dilepasliarkan kembali ke habitatnya," katanya.
Ia mengatakan harimau sumatra merupakan satwa dilindungi. Berdasarkan daftar merah satwa di dunia, harimau sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra yang berisiko tinggi punah di alam liar.
BKSDA Aceh mengimbau masyarakat menjaga kelestarian satwa dilindungi, seperti harimau sumatra dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitatnya serta tidak memburu, menangkap, melukai, membunuh dengan cara apapun serta memelihara, menyimpan, memperniagakan, dan lainnya terhadap satwa dilindungi maupun bagian tubuhnya baik mati ataupun hidup.
BKSDA juga mengimbau masyarakat mencegah aktivitas yang dapat menimbulkan konflik satwa dilindungi dengan manusia. Konflik satwa dapat merugikan secara ekonomi hingga korban jiwa. Konflik satwa juga mengancam keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.
"Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak, khusus kepada masyarakat Desa Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Kabupaten Gayo Lues, dalam membantu proses evakuasi dan mendukung pelepasliaran kembali harimau tersebut ke kawasan hutan," kata Agus Arianto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKSDA evakuasi harimau terkena jerat di Gayo Lues
Berita Terkait
Harimau Sumatra kembali terlihat di Jalan Lintas Barat Krui
Selasa, 2 April 2024 4:44 Wib
Korban serangan harimau terima santunan dari Pemkab Lampung Barat
Sabtu, 23 Maret 2024 14:49 Wib
Ketua DPRD respons terkait adanya serangan harimau di Lampung Barat
Sabtu, 23 Maret 2024 10:18 Wib
Polda Lampung tetapkan lima tersangka perusak kantor PPA TNBBS di Suoh
Jumat, 22 Maret 2024 13:39 Wib
BB KSDA Riau: Pekerja jangan tidur di barak usai serangan harimau
Senin, 18 Maret 2024 23:58 Wib
Dishut Lampung sebut pencarian harimau sumatera masih terus berlangsung
Senin, 18 Maret 2024 17:29 Wib
Dishut Lampung: Kesadaran jaga wilayah konservasi mengatasi konflik satwa
Senin, 18 Maret 2024 15:57 Wib
Pemprov Lampung beri bantuan ke Satgas Penanggulangan Konflik Satwa
Jumat, 15 Maret 2024 12:48 Wib