Dokter TWNC sebut kondisi harimau translokasi semakin baik setiap harinya

id Lampung harimau, harimau sumatera, twnc,Lampung,translokasi harimau sumatera

Dokter TWNC sebut kondisi harimau translokasi semakin baik setiap harinya

Harimau sumatera (Antaralampung/HO/Dok. TWNC)

"Terus membaik. Makan menggunakan potongan daging ayam yang telah diberikan vitamin dan sekarang aktif bergerak di malam hari," kata Sadmoko Kusumo, saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.
Bandarlampung (ANTARA) - Dokter hewan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Pesisir Barat, Lampung dan Koordinator Proses Translokasi Harimau Sadmoko Kusumo mengatakan, kondisi harimau sumatera yang berhasil ditranslokasi ke TWNC atau kawasan pelestarian alam satwa liar Tambling semakin menunjukkan perkembangan yang baik setiap harinya.

"Terus membaik. Makan menggunakan potongan daging ayam yang telah diberikan vitamin dan sekarang aktif bergerak di malam hari," kata Sadmoko Kusumo, saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.
Baca juga: Kondisi harimau translokasi ke Lampung membaik

Menurutnya, harimau telah merespons teritorial wilayah sekitar dan lebih aktif bergerak di malam hari dari satu tempat ke tempat lainnya.

Selain itu, dengan perkembangan ini, harimau akan dilihat lagi sampai beberapa hari ke depan. Bila ada perubahan yang signifikan, bisa segera dilakukan pemeriksaan lebih intens atas harimau yang telah dibawa (translokasi) dari Muara Enim, Sumatera Selatan ke TWNC Lampung itu pula.

"Dengan sudah adanya aktivitas di malam hari, berarti harimau ini sudah mulai beradaptasi dengan kondisi sekitar. Ini menunjukkan tren yang lebih baik setiap hari," kata Sadmoko lagi.

Sadmoko menjelaskan, tentang pelepasliaran harimau ini diperkirakan tidak akan lama lagi, hanya dalam hitungan bulan.

"Biar nanti, kalau harimau cepat kembali ke kondisi awal ya makin cepat, kita doakan saja asli sifat alam liarnya tidak hilang," katanya pula.
Baca juga: Harimau sumatera ditranslokasi ke Lampung masih dipantau untuk rehabilitasi

Populasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di dalam kawasan hutan di Pulau Sumatera kian mengecil dan terancam punah, antara lain akibat habitatnya kian menyempit sehingga memicu konflik dengan warga sekitar serta adanya perburuan liar.

TWNC di dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan hutan tempat pengembangbiakan alami margasatwa yang hidup liar pada area seluas 45.000 hektare. Areal ini mulai dikaryakan pada tahun 1996 serta dikelola dan didanai sekaligus oleh Yayasan Artha Graha Peduli sampai tahun 2010, TWNC menjadi bagian dari acara go-green AGP yang merupakan sebuah perjanjian kerja sama antara TWNC dan Yayasan AGP.

Merujuk pada perjanjian kerja sama antara Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan TWNC tanggal 17 Juli 2008, keseluruhan jangkauan kawasan TWNC yang terbentang seluas 45.000 hektare hutan merupakan bagian dari TNBBS seluas 365.000 hutan dan memiliki wilayah pelestarian laut seluas 14.082 hektare.

Sejumlah harimau yang berkonflik dengan manusia dari beberapa kawasan di Sumatera, telah ditranslokasi untuk direhabilitasi dan dilepasliarkan di kawasan TWNC ini.