Investor gelisah tunggu putusan FED, harga minyak naik

id Investor gelisah tunggu putusan FED, harga minyak naik

Singapura (Antara/AFP) - Harga minyak berbalik lebih tinggi dalam perdagangan yang berfluktuasi di Asia pada Kamis, karena investor gelisah menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve AS pada hari ini.
         
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik dua sen menjadi 47,17 dolar AS per barel dalam perdagangan sore, membalikkan kerugian pada pagi hari.
         
Minyak mentah Brent untuk pengiriman November juga berayun ke wilayah positif, meningkat 14 sen menjadi 49,89 dolar AS per barel.
         
Pada Rabu, WTI melonjak hampir enam persen dan Brent melonjak lebih dari empat persen setelah Departemen Energi AS mengungkapkan penurunan 2,1 juta barel pada persediaannya.
         
Itu termasuk 1,9 juta barel penurunan di pusat perdagangan Cushing, Oklahoma, menunjukkan permintaan yang lebih kuat di konsumen minyak terbesar dunia itu. Laporan juga mengatakan produksi minyak AS turun untuk minggu keenam berturut-turut.
         
Perhatian sekarang terfokus pada Washington di mana The Fed akan membuat pengumuman tentang biaya pinjaman, dengan beberapa pendapat analis terpecah tentang apakah akan mulai mengangkat suku bunga pada Kamis, atau menunggu sampai Desember.
         
"Pasar terus mengamati secara cermat pertrmuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal ... karena The Fed akan memutuskan apakah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir," kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.
         
Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan dia memperkirakan peningkatan suku bunga pada akhir tahun, tetapi gejolak baru-baru ini di pasar global yang disebabkan oleh kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok, telah membuat pengambilan keputusan oleh para pembuat kebijakan semakin rumit.
   
Kenaikan suku bunga AS cenderung meningkatkan nilai dolar, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lemah, yang pada gilirannya menghambat permintaan dan menurunkan harga.