Tari Saman Masuk Daftar Warisan Budaya Unesco

id Unesco

Tari Saman penarinya adalah laki-laki yang penuh nuansa religius. Di Aceh sendiri tari Saman sudah langka, dan yang menarikannya kini wanita
Nusa Dua (ANTARA LAMPUNG) - Tari Saman dari Gayo Lues, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, secara resmi masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda sehingga memerlukan pelindungan mendesak dari Badan Dunia untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).
         
Asisten Deputi Urusan Kebudayaan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Suyud Winarno, mengemukakan, tari Saman resmi masuk dalam daftar UNESCO berdasarkan keputusan dalam "Sixth Session of the Intergovernmental Commite for The Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage" di Nusa Dua, Bali, Kamis pukul 09.47 Wita.
         
"Setelah berkas diperiksa oleh sekretariat UNESCO kemudian oleh pakar internasional, lalu diajukan dalam sidang di Bali. Dan, Alhamdulillah, dinyatakan memenuhi persyaratan," katanya.
         
Suyud mengatakan, berkas nominasi tari Saman tersebut sebelumnya telah disusun dengan teliti sejak bulan Maret 2010 oleh Kemenko Kesra sebelum diajukan ke UNESCO.
         
"Masuknya tari Saman Gayo dalam daftar UNESCO yang sebelumnya kami susun juga tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat, Pemprov NAD, Bupati Gayo Lues, dan masyarakat sekitarnya," katanya.
         
Alasan tari Saman termasuk warisan budaya tak benda karena dianggap telah memenuhi berbagai kriteria, salah satunya tari Saman saat ini sudah jarang dilakukan oleh kaum laki-laki.
         
"Tari Saman penarinya adalah laki-laki yang penuh nuansa religius. Di Aceh sendiri tari Saman sudah langka, dan yang menarikannya kini wanita. Kalau tidak segera dilestarikan, nanti lama-lama tarian ini akan hilang. Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa tari Saman masuk dalam daftar," jelasnya secara terperinci.
         
Suyud menambahkan bahwa Menko Kesra Agung Laksono saat membuka sidang itu sempat menyampaikan bahwa pelestarian tari Saman tersebut tidak berakhir dengan penerimaan piagam yang ditandatangani Direktur Jenderal UNESCO.
         
"Melainkan sebagai awal pelaksanaan Rencana Tindakan untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya Saman oleh semua pemangku kepentingan," imbuhnya.