Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) mengembangkan komoditas perikanan unggulan jenis nila srikandi.
"Saat ini, BRPI tengah melaksanakan kegiatan riset dan pengembangan nila srikandi di Kabupaten Subang dan Karawang, Jawa Barat, dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah," kata Kepala Badan Riset dan SDM (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja, di Jakarta, Rabu.
Kegiatan itu, ujar dia, diawali dengan pelaksanaan penebaran benih ikan pada awal Mei 2020, di Kabupaten Karawang.
Sebanyak 30.000 ekor benih nila srikandi berukuran 3-5 cm ditebar ke tambak dengan luasan 4.000 meter persegi milik pembudidaya di Desa Ciparage, Kecamatan Tempuran, Karawang.
Kemudian, pada September 2020, BRPI kembali melakukan penebaran dengan jumlah dan lokasi yang sama, dengan ukuran benih nila srikandi lebih kecil yaitu 1-2 cm per ekor.
Sedangkan penebaran di Jateng, dilakukan pada Juli 2020. Sebanyak 10.000 ekor benih nila srikandi ukuran 2-3 cm ditebar di tambak seluas 15.000 meter persegi milik kelompok pembudidaya perikanan Dian Mandiri di Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.
Pada Oktober 2020, BRPI melakukan penebaran di Kabupaten Subang, tepatnya di Desa Legon Kulon, Pamanukan. Sebanyak 45.000 ekor benih nila srikandi ukuran 3-5 cm, ditebar pada tambak luasan 11.000 meter persegi milik Kelompok Usaha Perikanan (KUP) Tambak Lestari Legon Kulon.
Setelah 100 hari pemeliharaan, pemanenan ikan nila srikandi dilaksanakan di Desa Ciparage, Karawang, Jawa Barat pada Agustus 2020. Sedangkan ikan nila srikandi yang dikembangkan di Desa Bangsri dipanen pada 3 Oktober 2020, setelah 71 hari dipelihara di tambak.
Sementara itu, untuk Kabupaten Karawang dan Subang, rencana pemanenan dilaksanakan pada Desember 2020.
Kegiatan tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo Kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, terlebih di saat pandemi, sebagaimana disampaikan Kepala BRSDM Sjarief Widjaja.
"Jadi di masa pandemi ini kami dapat tugas dari Presiden. Untuk sektor pertanian membuat sawah dan kebun yang seluas-luasnya. Untuk sektor perikanan membuat budidaya perikanan seluas-luasnya juga. Kalau perlu ada tanah di belakang rumah 200 meter dibuat juga untuk budidaya perikanan," ujar Sjarief.
Ia kemudian memaparkan data penduduk Indonesia sekitar 260 juta orang, dengan tingkat konsumsi ikan 51 kg per orang per tahun, sehingga diperlukan 13 juta ton ikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri per tahunnya.
Dengan demikian, lanjutnya, sektor perikanan menjadi potensi dan peluang yang sangat besar untuk dikelola, salah satunya melalui budidaya perikanan.
Berita Terkait
50 persen penduduk dunia bakal gunakan kacamata, hal ini penyebabnya
Jumat, 13 Januari 2023 17:51 Wib
Dompet Dhuafa Jawa Barat gulirkan program budi daya ikan
Selasa, 3 Januari 2023 21:05 Wib
Penerima program budidaya ikan nila Dompet Dhuafa terbantu ekonomi keluarganya
Minggu, 13 November 2022 20:57 Wib
Waspada La Nila Triple Dip
Rabu, 19 Oktober 2022 11:06 Wib
Pekon Pagelaran Pringsewu dicanangkan sebagai kampung budidaya ikan nila
Selasa, 8 Maret 2022 9:38 Wib
Peneliti: Budi daya ikan nila di Danau Toba harus dipertahankan
Selasa, 21 Desember 2021 16:36 Wib
Ratusan ton ikan mati di Danau Maninjau akibat kekurangan oksigen
Senin, 13 Desember 2021 18:10 Wib
Kelompok Pembudidaya gunakan tambak udang mati untuk ternak ikan nila
Kamis, 11 November 2021 8:30 Wib