PT KAI Minta Pemudik Tak Beli Karcis Calo

id mudik

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - PT Kereta Api Indonesia (KAI)minta pemudik yang akan menggunakan jasa kereta api melalui Stasiun Tanjungkarang tidak membeli karcis atau tiket dari calo sehingga tidak terjadi ketimpangan pemilik karcis.

"Pembelian tiket hanya dilayani di loket dan agen penjualan karcis, jadi tidak dibenarkan penumpang membeli karcis di luar loket," ujar Kepala Subdivre III.2 Tanjungkarang, Fadhilah, di Bandarlampung, kemarin.

Menurutnya, pembelian di luar loket dan agen resmi tidak dapat dijamin kebenarannya sehingga dapat menimbulkan karcis ganda pada satu perjalanan kereta.
        
"Kami akan memperketat penjagaan agar tidak ada lagi calo yang menjual karcis di stasiun, tetapi yang pasti kesadaran masyarakat untuk membeli tiket di loket harus ditingkatkan," kata dia.
        
Dengan sendirinya, ia menambahkan, calo akan hilang apabila penumpang tidak mau membeli karcis yang dijual oleh calo tersebut.
        
Selain itu, ia menambahkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaga keamaanan di stasiun dan di dalam gerbong kereta tujuan Lampung-Palembang itu.
        
Mengenai tarif, ia menambahkan, yang berlaku adalah tarif batas atas yang dikenakan mulai 23 Agustus hingga 7 September mendatang.
        
"Tarif kelas eksekutif sebesar Rp200 ribu per tiket, sedangkan untuk kelas bisnis dewasa sebesar Rp150 ribu serta bisnis anak-anak mencapai Rp120 ribu per tiket," ujar dia.
        
Sedangkan, untuk tarif ekonomi tidak mengalami kenaikan sama sekali yaitu sebesar Rp15.000 per tiket.
        
"Hari ini, untuk kereta api kelas bisnis diberangkatkan sebanyak tujuh gerbong untuk memenuhi kebutuhan apabila terjadi lonjakan, meskipun sudah terlihat adanya kedatangan penumpang masih dalam taraf wajar," kata dia.
        
Ia menambahkan, tiket jasa kereta api melalui Stasiun Tanjungkarang hanya dijual di loket dan di dua agen resmi PT KA yang berada di Jalan Kotaraja.
        
"Jadi, pembelian di luar tempat pembelian resmi itu sudah salah maka penumpang harus lebih berhati-hati dan cermat menyikapi hal tersebut," imbuhnya.