Lampung Barat tingkatkan kolaborasi dalam penanganan stunting

id Stunting,Lampung Barat,Bappeda lambar

Lampung Barat tingkatkan kolaborasi dalam penanganan stunting

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Lampung Barat Agustanto Basmar. (ANTARA/HO)

Stunting itu masalah penting yang harus dituntaskan, dan semua pemangku kepentingan agar memiliki peran dalam penanganannya, kata dia
Lampung Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat, Provinsi Lampung, meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya deteksi dini dan penanganan stunting di daerah itu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Lampung Barat Agustanto Basmar saat dihubungi dari Pesisir Barat, Jumat, mengatakan,  berdasarkan perhitungan dari sistem aplikasi online Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGM) pada Februari 2023 sebanyak 1.058 anak di wilayah itu menderita stunting.

"Stunting itu masalah penting yang harus dituntaskan, dan semua pemangku kepentingan agar memiliki peran dalam penanganannya," kata dia.

Ia mengatakan, stunting bukan sekadar perawakan tubuh yang pendek saja, namun stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama.

Ia menjelaskan, 1.058 kasus stunting tersebut tersebar di 15 kecamatan di Lampung Barat, dengan kasus terbanyak pada Kecamatan Sekincau dengan 192 kasus.

Rinciannya Sekincau 192 kasus, Balik Bukit 28, Air Hitan 29, Batu Brak 115, Batu Ketulis 22, BNS 14, Sukau 93, Way Tenong 10, Gedung Surian 7, Kebun Tebu 142, Belalau 5, Lumbuk Sening 98, Pagar Dewa 62, Suoh 151, Sumber jaya 90 kasus.

Ia mengatakan, untuk melahirkan generasi muda yang andal, maka harus mewujudkan keluarga yang berkualitas yang dapat diukur melalui indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang terdiri atas tiga dimensi yakni ketenteraman, kemandirian, dan kebahagiaan.