Jakarta (ANTARA) - Mengatur pernapasan dengan ketukan 4-7-8 bisa Anda coba untuk membantu lebih mudah tidur di malam hari, demikian saran psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Inez Kristanti.
"Ambil napas 4 ketukan, menahan napas 7 ketukan kemudian dihembuskan irit-irit sampai 8 ketukan," kata dia yang berpraktik di Klinik Angsamerah itu dalam diskusi media terkait kerja sama Good Doctor dan AXA Financial Indonesia, Rabu.
Selain mengatur pernapasan, Anda juga bisa melakukan peregangan otot agar menjadi lebih rileks dan memudahkan untuk tidur.
Inez mengingatkan Anda memisahkan area antara bekerja atau belajar dan tidur. Cara ini membantu mengondisikan tubuh sesuai seperti seharusnya.
"Kalau misalnya lagi WFH, biasakan memisahkan area untuk bekerja dan tidur. Terkadang di kasur sambil laptop-an, itu tidak disarankan karena tubuh jadi tidak terkondisikan, tidak belajar bahwa kalau sudah di kasur untuk istirahat," tutur dia.
Tidur termasuk di masa pandemi COVID-19 saat ini termasuk kebutuhan dasar setiap orang yang perlu terpenuhi. Hanya saja, tak semua orang bisa memenuhi kebutuhan ini salah satunya karena mengalami gejala kecemasan.
Pada mereka yang mengalami gejala kecemasan ini, bukan hanya tidur, tetapi juga khawatir berlebihan yang kerap terjadi. Menurut Inez, mereka umumnya khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi apalagi pada beberapa waktu terakhir di masa pandemi ini. Belum lagi berita duka yang berseliweran di berbagai media.
"Sesuatu yang tidak pasti wajar membuat kita merasa khawatir terkadang khawatir berlebihan, banyak terkait di luar kendali kita misalnya jumlah kasus COVID-19 hari ini. Tetapi yang berada di bawah kendali kita itu menjaga kesehatan, melakukan protokol kesehatan dan melakukan aktivitas-aktivitas yang bisa membantu kesehatan mental," kata Inez. .
Studi pada April 2020 yang melibatkan sejumlah partisipan di 33 provinsi di Indonesia menunjukkan, sebanyak 72 persen partisipan melaporkan mengalami kecemasan dan 23 persen mengaku tidak bahagia.
Berkaca dari temuan tersebut, menurut Inez, pandemi saat ini sebaiknya tak semata dipandang penghambat tetapi juga tantangan bagi Anda dan orang-orang di luar sana untuk lebih memperhatikan kesehatan mental.
Berita Terkait
Jo Jo perpanjang napas Indonesia dalam final Piala Thomas 2024
Minggu, 5 Mei 2024 21:12 Wib
Kalapas wisuda 135 napi perempuan dalam program tuntas huruf hijaiyah
Rabu, 19 Oktober 2022 17:03 Wib
Dokter sebut Hepatitis akut menginfeksi lewat saluran napas dan cerna
Kamis, 5 Mei 2022 20:20 Wib
Sergio Aguero dirujuk ke rumah sakit karena keluhkan sesak napas
Minggu, 31 Oktober 2021 5:44 Wib
Ternyata atur napas dan rileks adalah cara praktis atasi "distress"
Kamis, 23 September 2021 6:04 Wib
Tidur tengkurap adalah terapi pasien COVID-19 yang sesak napas
Minggu, 4 Juli 2021 18:57 Wib
Singapura setujui sementara penggunaan tes napas 60 detik untuk COVID-19
Senin, 24 Mei 2021 13:44 Wib
Studi terbaru: Virus corona bisa menular melalui percakapan dan napas
Jumat, 3 April 2020 8:53 Wib