Beijing (ANTARA) - Perusahaan mobil listrik terbesar di dunia asal Amerika Serikat Tesla merampungkan pabrik utamanya dengan nilai investasi 50 miliar yuan atau sekitar Rp99,3 triliun di Shanghai, China.
Pabrik yang disebut sebagai Tesla Gigafactory itu menjadi fasilitas utama produksi yang dibangun di luar AS dan diperkirakan mulai beroperasi pada tahun ini.
Penyelesaian "Gigafactory" tersebut ditunjukkan dalam seremonial penandatanganan berbagai proyek kendaraan cerdas berbasis elektronik di Kawasan Khusus Percontohan Perdagangan Bebas China (PFTZ) di Lingang, Shanghai, pada akhir pekan.
Dalam acara tersebut, Tesla menjelaskan bahwa bangunan utama pabrik sudah rampung. Fasilitas perakitan dan pengecatan sudah siap dioperasikan.
Melalui akun Twitternya, CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa perusahaannya sedang membangun tim teknis besar di China yang fokus utamanya pada piranti lunak dan keras di perusahaan dan mobil yang diproduksinya.
Dalam iklan yang diunggah di akun resmi Wechat pada 2 September lalu perusahaan tersebut membuka lowongan kerja untuk mengisi delapan job teknis di China.
Wakil Direktur Global Tesla Tao Lin mengatakan bahwa perusahaannya hanya membutuhkan waktu enam bulan sejak penandatanganan kontrak dengan Pemerintah Kota Shanghai pada Juli 2018 untuk memulai peletakan batu pertama di Lingang.
Mobil pertamanya diperkirakan memulai perakitan pada akhir tahun ini. Kemajuan ini membuktikan adanya efisiensi di kawasan khusus di Shanghai ini, demikian perempuan tersebut sebagaimana dikutip Economic Daily, Jumat.
PFTZ Lingang sebagai tempat beroperasinya Tesla secara resmi termasuk bagian dari Kawasan Perdagangan Bebas Shanghai pada 20 Agustus 2019 dengan fokus utamanya pada industri kelas atas.
Pada Kamis (26/9), otoritas di Lingang itu menandatangani perjanjian 24 proyek kendaraan cerdas berbasis elektrik yang meliputi manufaktur, aplikasi, servis, dan fungsional dengan total investasi 8 miliar yuan (Rp15,9 triliun).
Wakil Direktur PFTZ Lingang Zhu Zhisong mengatakan bahwa kluster industri kendaraan cerdas berbasis elektrik itu sudah terwujud.
Pemerintah lokal memilih proyek-proyek yang lebih inovatif berdaya guna terhadap riset ilmiah dan berprospek industri aplikatif bagi semua lini sehingga terciptalah kluster industri mobil listrik yang berpengaruh secara global, demikian Zhu.
Salah satu data menunjukkan bahwa produsen mobil dan suku cadang di Lingang telah menghasilkan 38 miliar yuan (Rp75,5 triliun) pada tahun lalu.
Berita Terkait
XL Axiata sediakan ICT guna dukung industri mobil listrik nasional
Selasa, 7 Mei 2024 17:38 Wib
Lebaran usai, SPKLU tetap layani pengguna mobil listrik di Lampung
Sabtu, 20 April 2024 5:22 Wib
Auditor: Keberadaan SPKLU di Lampung bantu pengguna mobil listrik selama Lebaran
Senin, 15 April 2024 15:06 Wib
33.565 mobil lintasi jalan tol di Riau
Minggu, 14 April 2024 7:46 Wib
Puluhan pemudik pengguna mobil listrik nyaman ngecas di rest area JTTS
Kamis, 11 April 2024 16:33 Wib
PLN catat 1.299 SPKLU siap layani pengguna mobil listrik di arus mudik
Selasa, 9 April 2024 4:22 Wib
Polda Lampung temukan mobil curian terkait penembakan
Senin, 8 April 2024 20:32 Wib
Pemudik di Merak protes mobil tak kunjung masuk kapal
Senin, 8 April 2024 15:29 Wib