Bank Mandiri prediksi kurs rupiah Rp14.200-Rp14.300 sampai Desember 2019

id Bank Mandiri,kurs rupiah,prediksi rupiah,rupiah stabil

Bank Mandiri prediksi kurs rupiah Rp14.200-Rp14.300 sampai Desember 2019

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9/2019). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri memprediksikan nilai tukar rupiah hingga Desember 2019 akan tetap stabil di sekitar Rp14.200 sampai Rp14.300 per dolar AS.

“Kurs rupiah pada kuartal I dan II tahun 2019 juga masih terkendali dengan nilai tukar sekitar Rp14.200 per dolar AS,” kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan di Jakarta, Senin.

Panji mengatakan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah tersebut terjadi karena adanya dukungan dari aliran modal asing yang masuk ke pasar obligasi sebesar Rp116 triliun dan pasar saham Rp59 triliun.

Menurutnya, ekonomi Indonesia yang stabil juga bisa dilihat dari adanya keseimbangan ekonomi internal yaitu inflasi yang masih terjaga dengan laju bulanan pada Agustus tercatat sebesar 3,49 persen sehingga angka tersebut masuk dalam rentang target Bank Indonesia yang sebesar 3,5 ± 1 persen.

“Kami memperkirakan inflasi tahun 2019 sebesar 3,41 dan kurs rupiah akan berada pada rentang Rp14.200 sampai Rp14.300,” ujarnya.

Baca juga: Bank Mandiri prediksi kurs rupiah Rp14.200-Rp14.300 sampai Desember 2019

Ia menjelaskan meskipun perkembangan ekonomi dunia kurang mendukung terhadap nasional, namun pertumbuhan yang terjadi di Indonesia seperti pada kuartal I tahun 2019 sebesar 5,07 persen dan kuartal II 5,05 persen masih relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging markets lainnya.

Ia mencontohkan negara berkembang seperti Turki pada kuartal I mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi sebesar 2,4 persen dan kuartal II kembali mengalami hasil negatif yaitu 1,5 persen year on year (YoY).

Selain itu, beberapa negara berkembang lain juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah daripada Indonesia seperti Malaysia 4,9 persen, Thailand 3,7 persen, Brazil 1,01 persen, dan Rusia 0,9 persen.

“Memang masih di bawah ekspektasi banyak pihak, tapi kita masih harus bersyukur karena pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut masih lebih baik daripada negara lainnya,” ujarnya.