Khatib: Teladani Ketahanan Keluarga Ibrahim AS

id Khatib: Teladani Ketahanan Keluarga Ibrahim AS

Waykanan, Lampung (ANTARA LAMPUNG) - Khatib Shalat Idul Adha 1434 Hijriah di Kabupaten Waykanan Lampung Ali Sholihin mengajak umat Islam setempat meneladani ketahanan keluarga Nabi Ibrahim AS, untuk kebaikan daerah dan bangsa Indonesia.

"Kehidupan masyarakat sekarang memiliki tantangan sedemikian berat, menuntut kehadiran keluarga yang memiliki ketahanan baik yang bisa diteladani dari Nabi Ibrahim," kata Ali dalam khotbah Salat Idul Adha di Blambangan Umpu, sekitar 220 km sebelah utara Kota Bandarlampung, Selasa (15/10).

Keluarga Nabi Ibrahim AS memiliki dan menunjukkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Keluarga yang bisa berjalan dengan baik dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

"Kemampuan menyelesaikan problema yang dihadapi menjadi amat penting dalam hidup ini, disamping kehidupan memang berhadapan dengan begitu banyak persoalan, kehidupan kita tidak ditekan oleh berbagai persoalan, tapi kita yang mengendalikan persoalan itu sehingga kehidupan dapat berjalan sebagaimana seharusnya," ujarnya.

Salah satu yang amat dibutuhkan dalam hidup ini adalah mendapatkan figur-figur teladan yang bisa memberi warna positif dalam kehidupan.

"Allah SWT menjadikan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad SAW juga harus meneladaninya," ujar Ali pula.

Ia mencontohkan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim saat berusaha mencari apa yang bisa dikonsumsi dengan berjalan dan berlari jauh dari bukti Shafa ke Marwa.

"Dalam kaitan dengan keluarga Nabi Ibrahim, salah satu yang amat penting untuk kita ambil sebagai pelajaran adalah terbangunnya suasana yang dialogis. Meskipun Nabi Ibrahim sudah meyakini adanya perintah menyembelih anaknya Ismail dan ini tinggal melaksanakan, tapi ternyata Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail, bahkan meminta pendapat Ismail," ujar Ali mencontohkan keteladanan Nabi Ibrahim lagi.

Terwujudnya ketahanan keluarga menjadi sesuatu yang amat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang diharapkan, baik harapan orang yang berusaha membangun kehidupan keluarga besarnya maupun masyarakat sekitarnya.

"Harapan dari meneladani Nabi Ibrahim ialah lahirnya masyarakat dengan ketahanan pribadi yang baik karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa," kata Ali Sholihin lagi.

Ratusan umat Islam juga melaksanakan ibadah Shalat Idul Adha 1434 di Lapangan Kalpataru Kemiling Bandarlampung dengan Khatib Mukadi.

Khatib Mukadi dalam khotbah Salat Idul Adha mengatakan keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS patut dicontoh.

"Keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim mewakili keteladanan generasi tua, sedang Nabi Ismail generasi muda," kata dia.

Karena itu lanjutnya, berdasarkan keteladanan mereka, selain beriman dan bertaqwa yang harus dipetik dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yakni pemuda harus menghormati yang tua sedang generasi tua atau orang tua harus pula mengayomi yang muda.