Temu Sastrawan MPU VII Tanpa Sastrawan Yogyakarta

id Temu Sastrawan MPU VII Tanpa Sastrawan Yogyakarta

Temu Sastrawan MPU VII Tanpa Sastrawan Yogyakarta

Cerpenis Lampung, Arman AZ, saat membacakan cerpennya pada Temu Sastrawan MPU VII di Yogyakarta, 15-17 Oktober 2012. Lampung mengutus empat sastrawan, yaitu Arman AZ, Agit Yogi Subandi, Isbedy Stiawan ZS, dan Ari Pahala Hutabarat. (FOTO: ANTARA LAMP

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Temu Sastrawan Mitra Praja Utama (MPU) VII di Yogyakarta, 15-17 Oktober 2012, tanpa kehadiran sastrawan Yogyakarta, selaku tuan rumah, kata penyair asal Lampung Isbedy Stiawan ZS yang hadir pada acara tersebut.

Penyair Isbedy Stiawan ZS yang hadir di Yogyakarta bersama tiga sastrawan Lampung lainnya, saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa, mengatakan bahwa usai dibuka Kadisbudpar DI Yogyakarta, Drs GBPH Yudaningrat MM, merasa aneh karena tak adanya sastrawan Yogyakarta.

"Bahkan sejumlah sastrawan Yogyakarta yang saya kenal, saat dihubungi, mengaku tidak tahu menahu soal kegiatan ini," kata Isbedy pula.

Dia menyebutkan, sejumlah sastrawan Yogyakarta yang selama ini sudah dikenal di ranah sastra, seperti Raudal Tanjung Banua, Indrian Koto, Sunlie Thomas Alexander, Komang Ira, Dyah Merta, Boedi Ismanto SA, Ulfatin Ch, Hamdy Salad, Abidah El-Khaliqie, dan Satmoko Budi Santoso, serta beberapa sastrawan lainnya.

"Anehnya, mereka yang saya sebutkan itu tidak ada satu pun yang hadir. Buku antologi yang ada dalam acara ini, hanya diramaikan karya-karya yang saya tak kenal namanya," kata Isbedy, penyair yang oleh HB Jassin dijuluki "Paus Sastra Lampung" itu pula

Ia menyayangkan, pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat yang acap tidak melibatkan sastrawan dalam Temu Sastra MPU dimaksud.

"Tampaknya disbudpar setempat hanya ingin bermain sendiri. Padahal, acara ini untuk sastrawan, dan pemerintah tugasnya memfasilitasi saja," ujar Isbedy lagi.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah sastrawan Yogya, menurut Isbedy, akan memprotes kerja Disbudpar pada acara tersebut.

Dia mengharapkan, ke depan, Temu Sastrawan MPU ini harus dikembalikan kepada format yang telah disepakati di Banten dan ditegaskan kembali dalam pertemuan selanjutnya di Jawa Barat.

Artinya, lanjut Isbedy, setiap provinsi MPU mengirimkan lima sastrawan dan dua orang pejabat Disbudpar, bukan malah dibalik.

"Tapi kalau bisa lebih banyak lagi sastrawan yang dikirimkan, ya itu lebih bagus lagi," ujar dia pula.

Dia menjelaskan, dari pertemuan antarpeserta Temu Sastra MPU di Yogyakarta, Senin (15/10) malam, tahun depan diputuskan Provinsi Banten sebagai tuan rumah penyelenggara temu sastrawan MPU yang beranggota 10 provinsi di Indonesia itu pula.

"Banten memang sudah siap," kata Isbedy lagi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung mengirim empat sastrawan ke Temu Sastra MPU VII di Yogyakarta ini.

Menurut Kepala Dinas Budpar Lampung, Gatot Hudi Utomo, keempat sastrawan yang dikirim tersebut adalah Arman AZ, Agit Yogi Subandi, Isbedy Stiawan ZS, dan Ari Pahala Hutabarat.

Duta sastra Lampung itu diutus atas kerja sama Disbudpar dan Dewan Kesenian Lampung (DKL).

"DKL yang merekomendasi sastrawan, sekaligus mendukung pendanaan untuk dua sastrawan," ujar Gatot Hudi Utomo, didampingi Kabid Kebudayaan Yusuf Rusman sekaligus sebagai pendamping dalam Temu Sastra MPU di Yogyakarta itu pula.