NTP Di Lampung Februari 2015 Naik

id kepala, bps, adi, wirawan, ntp, turun

NTP Di Lampung Februari 2015 Naik

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Adhi Wiriana (ist)

Kenaikan NTP Lampung yang hanya 0,004 persen menempati menempati peringkat kesembilan di wilayah Sumatera dan juga peringkat ke-22 secara nasional."
Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Nilai tukar petani Provinsi Lampung pada Februari 2015 tercatat sebesar 103,20 persen atau mengalami kenaikan 0,004 persen dari NTP pada Januari.
        
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Adhi Wiriana di Bandarlampung, Senin, mengatakan bahwa NTP Lampung sebesar 103,20 persen merupakan tertinggi di Sumatera.
        
"Kenaikan NTP Lampung yang hanya 0,004 persen menempati menempati peringkat kesembilan di wilayah Sumatera dan juga peringkat ke-22 secara nasional," katanya.
        
Ia mengatakan bahwa di wilayah Sumatera, semua provinsi mengalami kenaikan NTP kecuali Provinsi Bangka Belitung. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yang mengalami kenaikan 1,23 persen.
        
Adhi memerinci masing-masing subsektor, yakni untuk nilai tukar petani (NTP) subsektor padi dan palawija sebesar 102,41.
        
Kemudian, untuk subsektor hortikultura sebesar 101,79, subsektor tanaman perkebunan rakyat 98,49; subsektor peternakan 112,97; subsektor perikanan 103,20.
        
Ia mengemukakan naiknya harga pada subsektor peternakan seperti sapi dan kambing akibat adanya kebijakan pemerintah untuk membatasi impor daging sapi serta sub sektor perikanan seperti ikan kembung dan selar akibat berkurangnya tangkapan nelayan karena cuaca buruk, tidak menjadikan NTP Lampung naik.
        
Berdasarkan data pada Februari 2015, beberapa harga komoditas beranjak turun dampak dari penurunan harga BBM yang telah ditetapkan pemerintah.
        
Adapun harga-harga yang mengalami penurunan antara lain palawija, pada subsektor tanaman pangan, cabai merah, cabai rawit, dan jahe pada subsektor tanaman hortikultura, karet, kelapa, dan kakao pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, ternak kecil, dan ayam buras pada subsektor peternakan.
        
"Sedangkan pada subsektor perikanan budidaya dan tangkap beberapa jenis ikan mengalami penurunan harga," katanya.
        
Ia menyebutkan dari 33 provinsi, sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 11 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi NTP terjadi di Provinsi Kalimantan Timur dengan peningkatan 1,45 persen. Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Maluku yang turun sebesar sebesar 0,76 persen.
         
BPS Lampung juga mencatat pada Februari 2015 terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,60 persen.
        
Deflasi itu, kata dia, terutama disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan, kelompok transportasi dan komunikasi. Sedangkan indeks harga pada kelompok lainnya mengalami kenaikan (kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan rekreasi serta lahraga).