OJK dorong masyarakat berasuransi untuk jamin keuangan dari hal tak terduga

id Otoritas Jasa Keuangan,OJK,asuransi

OJK dorong masyarakat berasuransi untuk jamin keuangan dari hal tak terduga

Ilustrasi Logo OJK. Antara/ Ist

Jakarta (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong masyarakat termasuk kalangan mahasiswa memanfaatkan produk dan layanan asuransi yang penting dalam menjamin keuangan dari hal yang tidak terduga.
 
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Jumat, menekankan pentingnya generasi muda untuk expect the unexpected atau mempersiapkan hal-hal yang tidak terduga untuk masa depan yang lebih baik.
 
"Expect the unexpected sangat terkait dengan asuransi, jadi bersiaplah terhadap hal-hal yang tidak terduga, sesuatu yang belum tentu kita harapkan tapi kita sudah bersiap-siap dan salah satunya adalah melalui asuransi,” kata Ogi.
 
Ia mengajak mahasiswa untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan, melakukan investasi dengan tepat dan memahami manajemen risiko dalam keuangan.
 
Selain itu, OJK juga senantiasa memperkuat pengawasan industri asuransi dan meningkatkan pelindungan konsumen untuk semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat.
 
"OJK terus meningkatkan pengawasan terhadap industri asuransi antara lain dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik untuk semakin melindungi konsumen," ujarnya.
 
Berdasarkan survei OJK, hanya 10,7 persen dari milenial yang dapat menabung, sementara 51,1 persen menghabiskan pendapatan untuk konsumsi.
 
Pada 2022, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis oleh OJK menunjukkan tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,72 persen, sementara inklusi pada level 16,63 persen.
 
Level tersebut terbilang jauh di bawah literasi pada sektor perbankan yang mencatatkan tingkat literasi pada level 49,93 persen dan inklusi pada level 74,03 persen.
 
Sementara itu, indeks literasi keuangan nasional sebesar 49,68 persen atau di bawah indeks inklusi keuangan yang sebesar 85,10 persen.
 
Indeks literasi keuangan mahasiswa pada 2022 masih sebesar 45,93 persen atau lebih rendah dari indeks literasi rata-rata nasional.