Kaum milenial Lampung makin minati batik bermotif eksklusif

id kain batik, motif eksklusif, batik tulis, bandarlampung, umkm

Kaum milenial Lampung makin minati batik bermotif eksklusif

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kain Batik Tulis "Deandra" Bandarlampung (ANTARA/M.S Taufiqurrahman)

Bandarlampung (ANTARA) - Kain batik tulis beragam motif eksklusif yang diproduksi Usaha Miro Kecil dan Menengah (UMKM) Kain Batik Tulis "Deandra" di Lampung kini banjir pesanan dan banyak diminati oleh kaum milenial di provinsi itu.

"Kami membuat batik tulis dengan motif eksklusif yakni satu motif hanya terdapat pada satu kain," kata Rusdi pemilik usaha Kain Batik Tulis "Deandra" di Bandarlampung, Jumat.

Selain motif batik, lanjutnya, corak maupun motif lainnya juga ada seperti gambar flora maupun fauna, yang juga digemari para kaum milenial.

"Produksi kain batik kami juga banyak motif dan saat ini digandrungi kawula muda," katanya.

Ia menjelaskan bahwa selain terkenal akan kain etnik khasnya yakni Tapis Lampung, juga dikenal dengan kerajinan tangan batik tulisnya.

Menurutnya, kain batik tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia ini, semakin hari memberikan warna dan motif yang beragam.

"Awalnya yang memiliki ide untuk membuka usaha batik tulis ini berasal dari anak saya, Deandra, ia memiliki tekad yang kuat untuk membuka usaha batik tulis ini, dan akhirnya nama batik tulis ini diambil dan dikenal dengan Batik Tulis Deandra.

Rusdi mengatakan membuka usaha batik tulis ini sejak tahun 2017, dan sekarang sudah masuk tahun ke-6 menjalankan UMKM ini dan diterima oleh masyarakat luas.

"Kain batik tulis yang kami buat ini juga memiliki motif yang eksklusif, di mana satu motif hanya terdapat pada satu kain saja. Motif kain yang kami jual juga beragam seperti perpaduan antara flora dan fauna juga selalu memberikan unsur khas Lampung pada setiap kain batik tulis yang kami buat. Itu yang menjadi daya tarik dari batik tulis yang kami jual dan bulan ini mendapatkan amanat dari Pemerintah Provinsi Lampung membuat pesanan dalam jumlah banyak," katanya.

Ia mengatakan bahwa per lembar kain batik yang dijual memiliki harga mulai dari Rp300.000 sampai yang paling mahal seharga Rp2.500.000, tergantung dari jenis kain, pewarnaan serta proses pembuatan pola.

Rusdi menjelaskan untuk pemasaran, selain di toko, pihaknya memasarkan melalui sosial media khususnya Instagram dan Tiktok.

Ia menambahkan bahwa pada awal membuka usaha dirinya mendapat bantuan Coorporate Social Responsibility (CSR) dari PT Astra International Group seperti pemberian bantuan kompor serta panci perebusan kain, dan sampai saat ini dirinya masih menerima bantuan dari Astra.