Palembang (ANTARA) -
Ia merincikan kredit untuk posisi Februari 2024 didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp53,62 triliun atau mengalami peningkatan 4,62% (yoy). Namun, untuk pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor ekonomi pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 6,73 persen atau menjadi Rp53,36 triliun dengan market share 10,54 persen porsi pembiayaan nasional.
Untuk kredit kepada UMKM tercatat menjadi penopang pertumbuhan mencapai Rp114,12 triliun atau 41,01 persen dari total penyaluran kredit di Sumbagsel.
“Capaian itu mengalami pertumbuhan 11,20 persen secara yoy dan di atas target nasional dengan rasio NPL Net 1,68 persen,” jelasnya.
Ia mengatakan, secara umum kinerja industri jasa keuangan wilayah Sumbagsel per Februari tercatat tumbuh positif, stabil dan terjaga. Hal itu juga tercermin melalui instrumen lain yakni pasar modal dan industri keuangan nonbank (IKNB).
Kemudian, pihaknya juga mencatat per Januari 2024, investor di Sumbagsel tercatat sebanyak 856.702 atau melonjak signifikan 20,45 persen dengan sebaran investor terbanyak di Sumatra Selatan sebesar 38,01 persen, Lampung 34,66 persen, dan Jambi 13,87 persen.
Lalu, sektor IKNB posisi Januari 2024, nilai piutang pembiayaan di Sumbagsel mencapai Rp41,27 triliun atau meningkat 7,51 persen secara yoy.
“Namun dari sisi jumlah kontrak mengalami penurunan 2,83 persen menjadi 5,71 juta unit,” kata Untung.