Bandarlampung (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah Federasi Guru Independen Indonesia (DPD FGII) Provinsi Lampung meminta aparatur penegak hukum menindak tegas para pelajar yang terlibat tawuran pada Senin (30/10) lalu yang memakan korban jiwa seorang pelajar SMK Bina Latih Karya (BLK) meninggal dunia.
Ketua DPD FGII Provinsi Lampung, Anton Kurniawan, dalam keterangannya di Bandarlampung, Jumat, mengatakan peristiwa tawuran ini bukan kenakalan remaja biasa, tapi mengarah pada tindak kriminal yang membahayakan para pelaku juga masyarakat, sehingga harus ditindak secara tegas.
Ia mengatakan aparatur penegak hukum harus memberi sanksi tegas kepada siapa saja yang terlibat dalam tawuran tersebut agar ada efek jera. Jangan sampai peristiwa serupa terulang kembali, apalagi sampai memakan korban jiwa.
"Untuk jangka panjang, tentu kita berharap ada langkah-langkah khusus dan action yang tepat dari dinas pendidikan dan instansi terkait serta semua yang peduli terhadap pendidikan. Selain itu, masyarakat dan orang tua juga harus ikut andil. Peristiwa tawuran ini tidak boleh kita diamkan. Kita harus bekerja bersama-sama menjaga putra-putri kita demi Lampung yang lebih baik. Apalagi, belakangan ini tawuran semakin sering terjadi di Provinsi Lampung," imbuhnya.
Menurutnya, peristiwa tawuran ini adalah peristiwa luar biasa sehingga penanganannyapun tidak bisa hanya biasa-biasa saja. Oleh sebab itu, dia berharap Dinas Pendidikan Provinsi Lampung bisa membangun komunikasi yang intens dengan aparatur penegak hukum, para pakar dan ahli, tokoh masyarakat, pengamat pendidikan, pers dan pihak-pihak yang peduli pendidikan agar ada solusi tepat dalam menangani permasalahan ini.
"Dinas Pendidikan harus bisa menemukan metode yang tepat supaya anak-anak muda ini bisa menunjukkan eksistensinya. Mereka adalah harapan masa depan bangsa ini. Oleh sebab itu, kita harus bisa memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan energi yang luar biasa besar dalam diri mereka," ucap Anton.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD FGII Provinsi Lampung Abraham Saleh, M.Pd. menyoroti sikap masa bodoh dan anti sosial yang semakin subur berkembang di masyarakat, sehingga tidak peka dan tidak peduli dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
"Ini juga menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana memupuk kembali sikap simpati dan empati masyarakat yang semakin luntur. Jika kita semua peduli terhadap sesama, tentu akan mampu mengeliminasi peristiwa-peristiwa tawuran dan kriminal yang kini marak terjadi," ujar Abraham.
Berita Terkait
BPS Lampung catat beras sumbang deflasi April 0,37 persen
Kamis, 2 Mei 2024 23:26 Wib
Gubernur Lampung pastikan pelayanan kesehatan hewan berjalan maksimal
Kamis, 2 Mei 2024 21:55 Wib
PLN Lampung berkomitmen dukung pengembangan sektor pendidikan
Kamis, 2 Mei 2024 21:43 Wib
Warga pesisir Lampung Selatan ikuti sekolah lapang iklim
Kamis, 2 Mei 2024 21:35 Wib
Polisi tangkap pria pelaku rampas motor pelajar SMP di Lampung Selatan
Kamis, 2 Mei 2024 21:13 Wib
Gubernur sebut perpustakaan di Lampung harus sampai tingkat desa
Kamis, 2 Mei 2024 18:32 Wib
Pemkot Bandarlampung: Disiapkan anggaran Rp15 miliar perbaiki drainase
Kamis, 2 Mei 2024 18:30 Wib
Kapolda: Pendidikan karakter bentuk generasi berintegritas
Kamis, 2 Mei 2024 17:22 Wib