Harga kakao di Aceh Utara capai Rp34.000 per kilogram

id Aceh,Aceh Utara,Kakao,komoditas,ekspos,Pemerintah Aceh,Provinsi Aceh,Pemprov Aceh

Harga kakao di Aceh Utara capai Rp34.000 per kilogram

Dokumentasi - Petani menjemur kakao usai panen di Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara. ANTARA/HO/Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara

Selama ini banyak kebun kakao milik masyarakat di Kabupaten Aceh Utara yang dibiarkan begitu saja, sehingga menjadi hutan kakao. Dengan kenaikan harga ini, kebun kakao yang sempat dibiarkan diurus kembali, katanya

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara menyebutkan harga biji coklat atau kakao di kabupaten itu mencapai Rp34.000/kg.

"Saat ini, harga kakao nonfermentasi mencapai Rp34 ribu per kilogram. Sedangkan kakao fermentasi mencapai Rp47 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah di Lhokseumawe, Rabu.

Sebelumnya,  harga kakao nonfermentasi bertahan pada kisaran Rp25.000 /kg dan kakao fermentasi Rp40.000/kg.

Lilis Indriansyah mengatakan kakao fermentasi harganya lebih mahal karena harus disimpan lima sampai tujuh hari agar terjadi perubahan kimia, sehingga menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik.

Menurut dia, naiknya harga kakao terjadi karena tingginya permintaan di sejumlah industri pengelolaan cokelat selama pandemi COVID-19 serta adanya kebijakan "lockdown" di beberapa negara produsen kakao.

"Kebijakan tersebut, menguntungkan petani kakao di Indonesia, terutama di Kabupaten Aceh Utara. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan produksi kakao nomor tiga terbanyak di dunia," katanya.

Dia mengatakan tingginya permintaan yang dibarengi dengan naiknya harga kakao, membuat para petani di Aceh Utara lebih termotivasi untuk merawat kebun mereka.

"Selama ini banyak kebun kakao milik masyarakat di Kabupaten Aceh Utara yang dibiarkan begitu saja, sehingga menjadi hutan kakao. Dengan kenaikan harga ini, kebun kakao yang sempat dibiarkan diurus kembali," katanya.

Lilis mengatakan Kabupaten Aceh Utara memiliki luas lahan kakao mencapai 10 ribu hektare dengan produksi sebanyak dua sampai tiga ton kakao per bulan.

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, katanya, terus berupaya meningkatkan produktivitas kakao dengan berbagai program pengembangan perkebunan.

"Kami juga mengajak masyarakat di Aceh Utara tidak terfokus pada satu komoditas perkebunan saja, tetapi bisa mengembangkan perkebunan lain yang lebih berpotensi seperti tanaman kakao," tambahnya.