RS Urip minta maaf dan akui tidak ada CCTV di lokasi aksi kejahatan

id Rs urip sumoharjo, hipnotis, pasien hipnotis

RS Urip minta maaf dan akui tidak ada CCTV di lokasi aksi kejahatan

Kabag Umum Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandarlampung, Lia Amelia. (Antaralampung.com/Damiri)

Bandarlampung (ANTARA) - Pihak Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandarlampung meminta maaf dan mengakui bahwa lokasi kejadian ruang tempat keluarga pasien yang di hipnotis tidak memiliki kamera pemantau (CCTV).

"Kami turut prihatin dan kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Memang kita akui bahwa tidak ada CCTV di lokasi tersebut," kata Kabag Umum RS Urip Sumoharjo, Lia Amelia di Bandarlampung, Jumat.

Menurutnya, pihak rumah sakit mengetahui hal tersebut berawal saat petugas keamanan mendatangi korban yang berada di ruang tunggu ujung. Saat itu, petugas mengetahui korban membuang botol air mineral, karena tidak boleh buang sampah sembarangan akhirnya petugas menegur korban.

"Saat ditegur, korban bilang bahwa dia sedang kesal karena habis di hipnotis. Korban datang ke rumah sakit membawa keluarganya ke ruang Radiologi," kata dia.

Lia menambahkan ke depan, pihak rumah sakit akan memasang beberapa CCTV yang mengarah ke ruang ujung yang diketahui ruang Radiologi. Selama ini, CCTV yang terpasang berdasarkan titik-titik tertentu sesuai kebutuhan dan kebijakan rumah sakit.

"Antisipasi kita ke depan kita akan tindaklanjuti memasang CCTV di titik-titik orang yang banyak lalu lalang. Kita juga akan tingkatkan petugas keamanan dan tingkatkan patroli," kata dia lagi.

Keluarga pasien Ce' Ya (65), mengalami aksi kejahatan hipnotis saat berada di ruang tunggu USG Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Bandarlampung, Lampung. Ia dihipnotis pada Kamis sekitar pukul 15.00 WIB saat mengantarkan kakaknya ingin melakukan operasi.

Peristiwa itu terjadi saat dirinya sedang menunggu di ruang tunggu USG. Ada dua orang pria berpakaian rapi menanyakan alamat masjid yang berada di Kemiling, Bandarlampung.

Kemudian tidak lama itu, salah satu pria mengeluarkan Al-quran Stambul dan menciumkan wanginya ke wajahnya. Tidak lama itu, ia kemudian diajak oleh kedua orang pria itu menuju ruang tunggu ujung yang terlihat sepi.

Sesampai di ruang ujung, pria itu kemudian meminta 3 gram dan 2 gram cincin yang dipakainya beserta satu buah handphone. Usai itu, pria tersebut menyuruhnya membeli air mineral dengan tujuan agar diberikan doa-doa.

Saat membeli air di luar, kemudian balik lagi ke rumah sakit dua pelaku hipnotis sudah tidak ada. Atas peristiwa itu, korban mengalami kerugian mencapai sebesar Rp6 juta. Korban bersama kerabat akan melapor peristiwa tersebut ke kantor polisi guna ditindaklanjuti.