Desa Perkebunan ciptakan wahana wisata alam gunakan dana desa

id desa pertambangan, tapanuli selatan, dana desa,wisata dana desa

Desa Perkebunan ciptakan wahana wisata alam gunakan dana desa

Salah satu sudut lokasi Wisata Alam Desa Perkebunan di Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan yang dikelola BUMDes Mandiri (ANTARA/HO)

"Hal inilah yang mendorong Desa Perkebunan menggali segala potensi yang ada sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat desa disamping berbagai infrastruktur bangunan fisik, pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan dana desa tersebut," katanya.
Tapanuli Selatan (ANTARA) - Desa Perkebunan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mampu menciptakan wahana wisata alam dengan memanfaatkan dana desa yang saat ini mampu mendatangkan pendapatan tambahan bagi warga setempat.

Kepala Desa Perkebunan, Kecamatan Angkola Sangkunur Julianto di Sipirok, Selasa, mengatakan modal membangun desa wisata hasil dari dana desa tahap dua Rp50 juta dan rencana akan menambah dari dana tahap tiga berkisar Rp50 juta lagi sehingga total estimasi Rp100 juta.

Menurut dia, terwujudnya desa wisata itu tidak lepas dari dorongan penuh Pemkab Tapanuli Selatan melalui Dinas  Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (PMD) setempat yang selalu mendorong  pemerintah desa memanfaatkan dana desa untuk menggali potensi desa menjadi sumber keuangan desa.
Baca juga: Bupati Gorontalo sebut pengembangan wisata bisa pakai dana desa

Selain itu juga ditambah motivasi dari Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu yang setiap  pertemuan dengan kepala desa selalu menekankan penggunaan dana desa jangan dimain-mainkan, tetapi manfaatkan roh dana desa sesuai aturan untuk mewujudkan desa yang maju dan mandiri sebagaimana nawacita Presiden Joko Widodo membangun dari pinggiran, katanya mengutip arahan Syahrul.

"Hal inilah yang mendorong Desa Perkebunan menggali segala potensi yang ada sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat desa disamping berbagai infrastruktur bangunan fisik, pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan dana desa tersebut," katanya.

Desa Perkebunan dihuni 170 kepala keluarga atau lebih 700 jiwa, yang mempunyai jarak sekitar  10 kilometer dari arah pintu masuk jembatan Trikora (simpang Jalan lintas Barat Sumatera) Kecamatan Batangtoru - Angkola Sangkunur.
Baca juga: Pemkab Buton Tengah pakai dana desa genjot wisata

Saat libur akhir pekan ratusan orang dari berbagai penjuru di wilayah Tapanuli Bagian Selatan bahkan Tapanuli Tengah dan Sibolga berdatangan untuk menikmati wisata alam desa Perkebunan yang baru beroperasi 1 September 2019 lalu.

"Pengunjung biasanya datang bersama-sama keluarga (anak-anak) melepas penat sembari menikmati kuliner tersedia sambil sebagian bermandi-mandi. Sebab lokasinya persis dipinggiran aliran Sungai Sangkunur yang airnya tergolong jernih," katanya.

Berbagai varian kuliner seperti pecal, nasi dengan ikan bakar, ikan goreng, ayam goreng, serta berbagai gorengan minuman juz yang harganya serba terjangku menjadi daya pikat pengunjung untuk sering datang.

Panorama perbukitan dan hamparan perkebunan sawit dengan aliran sungai Sangkunur yang menambah daya tarik keasrian lokasi wahana wisata alam yang dikelola BUMDes Mandiri di Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan  
Baca juga: Warga Nias mempercantik desa dukung Sail Nias 2019

Suasananya betul-betul nyaman dan asri, halamannya berpasir dilengkapi pondok-pondok bambu kecil berbagai ukuran beratap rumbia, kamar mandi, tempat shalat, are parkir luas pelayanannya ramah, seakan ingin rasanya untuk berlama-lama disini.

Julianto mengatakan luas area wisata ini berkisar satu hektare dikelilingi hamparan kebunan sawit berbukit sehingga menambah keindahan panorama apalagi untuk berfoto (selfie).

"Bagi yang suka hunting foto lokasi wisata desa yang dikelola langsung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri ini sangat tepat dan cocok selain lokasi wisata lain yang ada di Tapanuli Selatan," katanya.

Sekarang, wisata desa alam yang mereka ciptakan itu, katanya, sudah mampu memberikan kontribusi (pendapatan) untuk Kas BUMDes yang diketuai Risky Ananda, bahkan mengurangi pengangguran.

Karyawannya ada delapan orang mulai dari koki, kasir tambah pelayan dan jaga malam dan ditambah menjadi 13 orang bila akhir pekan karena ramai pengunjung. Tenaga kerjanya memberdayakan kaum ibu dan pemuda/pemudi desa.

"Bicara soal honornya lumayan antara Rp400 ribu hingga Rp800 ribu per bulannya hasil pendapatan dan sisanya untuk kas BUMDes. Ini  sudah sangat membantu bagi masyarakat khususnya buat tambahan pendapatan keluarga," kata Julianto.