Pertambangan illegal justru dilakukan dua perusahaan ini

id Polda Sultra,Patroli Pertambangan,Dit Reskrimsus Polda Sultra

Pertambangan illegal justru dilakukan dua perusahaan ini

Tim Subdit IV Tipidter Dit Reskrimsus Polda Sultra saat memasang garis polisi di lokasi pertambangan yang diduga ilegal di Blok Marombo, Kabupaten Konut. (Antara/HO-Polda Sultra)

Kendari (ANTARA) - NoPolisi dari Tim Subdit IV Tipidter Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) mengamankan sebanyak enam unit alat berat berupa ekskavator dan dozer saat melakukan patroli pertambangan di wilayah Blok Marombo, Kabupaten Konawe Utara (Konut).


Kepala Subdit IV Tipidter Dit Reskrimsus Polda Sultra Kompol Ronald Arron Maramis di Kendari Jumat, mengatakan  enam alat berat yang diamankan itu terdiri lima unit ekskavator dan satu unit buldoser yang diduga digunakan untuk melakukan aktivitas pertambangan ilegal di wilayah koridor Blok Marombo.

"Ada lima ekskavator dan satu buldoser," kata Ronald. 


Ronald menuturkan bahwa pihaknya melakukan patroli pertambangan itu berdasarkan dari informasi masyarakat yang melaporkan dugaan kegiatan pertambangan ilegal di Blok Marommbo, Konut.

"Setelah terima informasi tersebut, anggota kami langsung bergerak cepat melakukan patroli ke lokasi di Marombo. Dan ternyata benar saja ditemukan diduga kegiatan ilegal mining," ucapnya.

Ia mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan, aktivitas pertambangan yang diduga ilegal itu dilakukan oleh dua perusahaan, yakni PT Bumi Nikel Pratama (BNP) dan PT Buana Tama Mineralindo yang berada jauh di kedalaman hutan dan melewati jalur yang cukup terjal.

Ronald menyebutkan bahwa setibanya di lokasi tersebut, pihaknya hanya menemukan operator alat berat dan seorang pengawas dari kegiatan pertambangan itu. Mereka juga tidak menyebutkan siapa pemilik dari kedua perusahaan tersebut.

"Tidak lama kemudian, ada seorang pria datang mengaku sebagai staf dari PT BNP. Namun, saat ditanya soal dokumen dan ijin penambangan, dia tidak mampu menunjukkannya," jelas Ronald.

Untuk itu, lanjut Ronald, pihaknya kemudian langsung memasang garis polisi di lokasi pertambangan PT BNP dan PT Buana Tama Mineralindo.