Baghdad (Antara/Reuters) - Kelompok politik pimpinan ulama kerakyatan Moqtada al-Sadr, musuh lama Amerika Serikat dan penentang pengaruh Iran di Irak, menang dalam pemilihan anggota parlemen negara itu, kata komisi pemilihan pada Sabtu.
Sadr tidak dapat menjadi perdana menteri karena tidak mencalonkan diri dalam pemilihan umum itu, meskipun kemenangan kelompok itu menempatkannya pada kedudukan memiliki suara kuat dalam perundingan. Daftar pemilih Sairoon-nya mendapatkan 54 kursi parlemen.
Kelompok Al-Fatih, yang dipimpin Hadi al-Amiri, yang memiliki hubungan dekat dengan Iran dan memimpin kelompok payung paramiliter, yang memainkan peran kunci dalam mengalahkan IS, berada di kedua kedua dengan 47 kursi.
Persekutuan Kemenangan, pimpinan Perdana Menteri Haider al-Abadi, berada di tempat ketiga dengan 42 kursi.
Kemenangan itu membuat perubahan nasib mengejutkan. Ulama tersebut, yang membuat namanya memimpin dua pemberontakan dengan kekerasan terhadap pasukan pendudukan AS, dikesampingkan selama bertahun-tahun oleh pesaingnya, yang didukung Iran.
Kinerja kelompoknya mewakili teguran kepada elit politik, yang oleh beberapa pemilih disalahkan atas korupsi yang meluas dan pemerintahan yang tidak berfungsi secara semestinya.
Aliansi Sadr yang tampaknya tidak mungkin dengan komunis dan Irak sekuler mengatakan pihaknya sangat menentang campur tangan asing di Irak, yang didukung kuat oleh Teheran dan Washington.
Pihaknya berjanji akan membantu orang miskin dan membangun sekolah serta rumah sakit di Irak, yang dihancurkan selama perang untuk mengalahkan IS dan menderita akibat harga minyak yang rendah.
Sebelum pemilihan umum, Iran secara terbuka menyatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr untuk memerintah.
Dalam sebuah cuitan segera setelah hasil diumumkan, Sadr mengatakan, "Reformasi menang dan korupsi semakin berkurang."
Memenangkan jumlah kursi terbesar tidak secara otomatis menjamin bahwa Sadr akan dapat memilih seorang perdana menteri. Blok pemenang lainnya harus menyetujui pencalonannya.
Dalam pemilihan umum 2010, kelompok Wakil Presiden Ayad Allawi memenangkan jumlah kursi terbanyak, meskipun dengan selisih yang sempit, tetapi ia dicekal untuk menjadi perdana menteri, yang ia tuduhkan pada Teheran.
Pemilihan umum memberikan pukulan berat kepada Abadi, tetapi ia masih bisa muncul sebagai calon kompromi yang dapat diterima oleh semua pihak, karena ia telah dengan terampil mengelola kepentingan yang bersaing dari Amerika Serikat dan Iran - tidak memihak sekutu dalam perang melawan ISIS - selama masa jabatannya di kantor .
Amiri dianggap sebagai salah satu tokoh terkuat di Irak. Dia menghabiskan dua dekade melawan Saddam Hussein dari Iran.
Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, komandan operasi asing untuk Garda Revolusi elit Iran dan tokoh yang sangat berpengaruh di Irak, telah mengadakan pembicaraan dengan politisi di Baghdad untuk mendukung pembentukan kabinet baru yang akan mendapat persetujuan Iran.
Perundingan diperkirakan akan berlangsung berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Pemerintahan harus dibentuk dalam 90 hari sejak pengumuman hasil resmi pemilihan umum tersebut.
Penerjemah : Devi/B. Soekapdjo
Berita Terkait
Jamaika resmi akui kedaulatan negara Palestina
Kamis, 25 April 2024 12:31 Wib
Warga di Pidie Aceh jadi korban amukan gajah liar
Selasa, 23 April 2024 6:05 Wib
Israel sahkan RUU untuk tutup operasi TV Al Jazeera
Selasa, 2 April 2024 10:33 Wib
TNI menjelaskan peran 13 tersangka kasus penganiayaan di Papua
Sabtu, 30 Maret 2024 8:02 Wib
Dishut Lampung: Kesadaran jaga wilayah konservasi mengatasi konflik satwa
Senin, 18 Maret 2024 15:57 Wib
Pemprov Lampung beri bantuan ke Satgas Penanggulangan Konflik Satwa
Jumat, 15 Maret 2024 12:48 Wib
BKSDA segera evakuasi harimau di Suoh Lampung Barat
Rabu, 13 Maret 2024 16:27 Wib
PP Muhammadiyah minta elit politik tak tarik masyarakat dalam konflik politik
Kamis, 7 Maret 2024 5:56 Wib