PKBI Lampung Dorong Terapkan Pendidikan Kespro Siswa

id PKBI Lampung Terapkan Pendidikan Kespro, Pendidikan Kespro di Bandarlampung, PKBI Lampung, Dwi Hafsah Handayani, Pendidikan Kespro

PKBI Lampung Dorong Terapkan Pendidikan Kespro Siswa

Direktur Eksekutif PKBI Lampung Dwi Hafsah Handayani saat audiensi dengan Plt Wali Kota Bandarlampung M Yusuf Kohar, di Bandarlampung, Selasa (20/2). (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman))

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung mendorong dan mengajak para pihak untuk dapat menerapkan pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) remaja untuk siswa khususnya pelajar SMP di Kota Bandarlampung.

Direktur Eksekutif PKBI Lampung Dwi Hafsah Handayani, di Bandarlampung, Rabu (21/2), menjelaskan bahwa PKBI Lampung sebagai organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang kesehatan dan kependudukan antara lain berkomitmen untuk mewujudkan keluarga bertanggungjawab, dan berperan dalam membantu program pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat termasuk di kalangan pelajar dan generasi muda.

PKBI Lampung, kata Hafsah lagi, melalui Skala PKBI Lampung mengembangkan Program Get Up Speak Out (GUSO) di Kota Bandarlampung dengan fokus remaja ragam identitas terpenuhi hak kesehatan seksual dan reproduksinya dalam masyarakat yang produktif, setara, dan sehat.

"Kami mengembangkan tiga pilar intervensi dalam program itu, yaitu informasi, hak dan kesehatan seksualitas dan reproduksi, dan pendidikan seksualitas yang komprehensif, layanan kesehatan seksualitas dan reproduksi bagi remaja dan lingkungan yang mendukung," katanya lagi.

Berkaitan keberlanjutan program tersebut, PKBI Lampung didukung Rutgers WPF Indonesiaa akan melaksanakan program penelitian jangka panjang yaitu Explore for Action (E4A) dengan mengkombinasikan tiga komponen riset, meliputi implementasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja dengan Modul Setara (Semangat Dunia Remaja), Youth Voice Research, dan Implementation Research.

Hafsah menegaskan bahwa masih terdapat tantangan untuk memastikan implementasi di lapangan (rencana tindaklanjut, sistem, dan sumber daya yang diperlukan), mengingat masih adanyua sensitivitas isu kespro dan seksualitas tersebut dalam pelaksanaannya.

"Ketiadaan bukti-bukti konkret sejauhmana konkret sejauhmana pendidikan kesehatan reproduksi memberikan dampak positif bagi anak juga menjadi alasan yang selalu digunakan untuk menunda atau menolak implementasi pendidikan ini," kata Hafsah lagi.

Karena itu, katanya pula, untuk membangun persepsi dan dukungan bagi tata laksana pendidikan komprehensif untuk kespro dan seksualitas remaja yang memenuhi standard internasional adalah tersedia bukti-bukti lapangan yang kuat terkait dampak pendidikan kespro menggunakan Modul Setara terhadap siswa, elemen kunci pendidikan kespro remaja perlu ada untuk memastikan dampaknya, dan tata kelola yang diperlukan, agar pendidikan kespro remaja itu bisa berlanjut dan meluas terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional.

Selain Lampung yang difokuskan pada beberapa sekolah di Kota Bandarlampung, kegiatan serupa juga dilakukan di Denpasar (Bali), dan Semarang (Jawa Tengah).

Berkaitan itu, PKBI Lampung pada Rabu ini, menggelar pertemuan para pihak (stakeholder) Kota Bandarlampung guna membahas persiapan dan kesiapan aktor kunci yang berpengaruh dalam menjamin kesuksesan program, seperti pemerintah kota dan jajaran terkait dan pemangku kepentingan lain yang memiliki kepentingan dan kuasa untuk mendorong penerapannya dengan baik.

Hafsah mengungkapkan pula, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah setuju dan bersiap untuk meluncurkan kurikulum diversifikasi pendidikan kespro remaja untuk siswa SD, SMP, dan SMA serta sederajat. Namun menurutnya lagi, rencana itu musti dipastikan penerapannya di lapangan seperti diharapkan.

"Mudah-mudahan program yang akan dijalankan di sekolah-sekolah di Kota Bandarlampung akan mendapatkan dukungan dari pemeirintah kota dan instansi terkait serta para pemangku kepentingan lainnya," ujar Hafsah pula.