Andalan Nasional Pramuka Taklukkan Puncak Kilimanjaro

id Andalan Pramuka Taklukkan Puncak Kilimanjaro

Andalan Nasional Pramuka Taklukkan Puncak Kilimanjaro

Andalan Nasional Gerakan Pramuka Eko Sulistio yang berhasil menaklukkan pucak Kilimanjaro Afrika (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

"Perjuangan ini semata-mata untuk memperingati Hari Pramuka ke-55 dan Hari Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia. Alhamdulillah, bendera Pramuka dan Merah Putih berkibar di gunung tertinggi di Afrika ini.....
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Andalan nasional Gerakan Pramuka berhasil mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka di Gunung Tertinggi di Afrika Puncak Kilimanjaro.

Prestasi membanggakan itu ditorehkan oleh Eko Sulistio (Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka). Bendera Merah Putih dan bendera Gerakan Pramuka berhasil ditancapkan di Puncak Kilimanjaro, Stella Point, dengan ketinggian 5.895 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung Kilimanjaro merupakan gunung tertinggi di Benua Afrika, masyarakat lokal menyebutnya Kilima Dscharo atau Oldoinyo Oibor yang artinya Gunung Putih. Kilimanjaro setiap tahun dikunjungi sekitar 15.000 pendaki, dan 40 persen di antaranya berhasil sampai ke puncak.

Eko berhasil sampai di puncak setelah menempuh perjalanan selama delapan hari, dimulai dari gerbang pendakian Machame Gate. "Machame Gate adalah pintu gerbang pendakian, di sini kami mengisi formulir pendaftaran, cek kesehatan, cek peralatan, cek porter dan guide sebelum melakukan pendakian," ujar Kak Eko saat dihubungi Minggu (7/8).

"Perjuangan ini semata-mata untuk memperingati Hari Pramuka ke-55 dan Hari Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia. Alhamdulillah, bendera Pramuka dan Merah Putih berkibar di gunung tertinggi di Afrika ini," ujarnya lagi.

Eko mendaki Kilimanjaro bersama KBRI dari Nairobi Adit, dan ditemani 19 orang porter, tiga pemandu, dan satu dokter. ?

Ia menuturkan, banyak sekali tantangan yang harus dilalui pendaki untuk sampai ke puncak itu, salah satunya seperti, pusing, tidak nafsu makan, halusinasi, dan penyakit ketinggian.

"Ini adalah perjalanan yang luar biasa dalam hidup saya, karena tidak semua orang mampu menjalankan pendakian ini. Jalan terjal, cuaca ekstrem, dengan suhu minus 15 derajat Celsius, oksigen semakin menipis tetap harus dihadapi," katanya lagi.

Dia mengungkapkan, kondisi yang ekstrem itu terjadi pada ketinggian 5.000 meter, banyak pendaki-pendaki dari berbagai negara yang terpaksa dievakuasi karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Ia bersyukur pada situasi seperti itu masih bisa bertahan untuk melanjutkan perjalanan.

"Saya lihat pendaki dari Jepang, Jerman, Hong Kong, dan Taiwan harus dievakuasi turun ke bawah, karena cuacanya sangat ekstrem. Alhamdulillah saya masih bisa lanjut, saya orang Indonesia, negara yang besar, karena itu motivasi saya harus besar," ujarnya pula.

Mendaki gunung bukanlah hal yang baru bagi Eko, mengingat sebelumnya sudah pernah mendaki gunung-gunung di Indonesia termasuk Jaya Wijaya gunung tertinggi di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl. Eko juga pernah melakukan pendakian gunung di Eropa bersama Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.

Adhyaksa Dault selaku Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada KBRI Nairobi dan Eko Sulistio. "Saya sudah mendaki banyak gunung di dalam dan luar negeri. Ini bukan semata soal kekuatan fisik, tapi juga kekuatan pikiran dan motivasi. Kalau soal fisik saja, Eko dan tim sangat mungkin gagal. Tapi kan tidak, nyatanya ia berhasil mengibarkan bendera Merah Putih bendera Gerakan Pramuka di puncak tertinggi Afrika.

"Kenapa, karena sebelum berangkat, pikirannya sudah ada di puncak, sehingga ada motivasi besar ingin membahagiakan banyak orang," ujar Adhyaksa Dault.