Sapi indukan impor dari Australia tiba di Lampung

id sapi australia, sapi indukan

Bandarlampung, (Antara Lampung) - Kementerian Pertanian mengimpor sapi indukan dari Australia sebanyak 1.000 ekor untuk menghasilkan keturunan sapi F1 yang kemudian digemukkan dan memenuhi kebutuhan sapi di Wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Seribuan sapi indukan impor tersebut tiba di Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, Kamis, yang merupakan kedatangan tahap pertama dan tahap kedua diperkiirakan 4.000 ekor pada 2016.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno mengatakan sapi-sapi tersebut akan dikembangbiakkan di Desa Negarabatin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur

"Sapi indukan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pembiakan sapi wagyu yang sudah dikembangbiakkan di daerah tersebut sejak 2012," kata dia.

Ia menjelaskan, dari hasil pembiakan ditargetkan akan menghasilkan sapi dengan jenis F1 untuk digemukkan. Sapi jenis F1 tersebut merupakan persilangan antara 100 persen wagyu dan sapi komposit atau sapi sapi hasil dua kali persilangan atau lebih.

Dirjen tersebut menambahkan keberhasilan impor sapi indukan itu karena adanya lobi pemerintah dengan Pemerintah Australia untuk menyederhanakan protokol kesehatan hewan.

"Berkat penyederhanaan tersebut masa karantina sapi di negara asal berkurang dari 14 hari menjadi 7 hari. Sehingga berdampak secara langsung pada penurunan biaya karantina dan penghematan pada relaksasi protokol impor sebesar 2,3 triliun rupih," kata dia.

Dengan masuknya sapi indukan impor tersebut ditargetkan dapat membuat peternak lokal menghasilkan sapi berbobot sekitar 1,3 ton atau lima kali lipat dari sapi lokal. Saat ini produksi sapi lokal hanya memiliki berat sekitar 200 kilogram.

Sementara itu, Provinsi Lampung menjadi salah satu titik pembiakan sapi dan sentra produksi daging sapi yaang diandalkan Kementerian Pertanian.

Tiga daerah yang menjadi tempat pengembangan sapi yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Lapung Timur.