PT DRU Lampung Produksi Kapal Perang

id PT DRU, kapal perang, KRI Teluk Bintuni

PT DRU sangat bangga dapat menyelesaikan pembangunan kapal penunjang alat pertahanan negara ini di tengah sulitnya bisnis di sektor industri galangan kapal nasional akibat minimnya order pembangunan kapal baru."
Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - Perseroan Terbatas Daya Radar Utama (DRU) Lampung memproduksi kapal perang pertama jenis landing ship tank (LST) AT-3 dengan nama KRI Teluk Bintuni-520 pesanan Kementerian Pertahahan senilai Rp160 miliar.

Peresmian sekaligus pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni Letkol (L) Ahmad Muharom dengan upacara militer berlangsung di galangan kapal PT DRU, Srengsem Bandarlampung, Sabtu.

Acara tersebut dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, KSAL Laksamana TNI Marsetio, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, Kapolda Brigjen Heru Winarko serta pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Mabes AL.

Direktur Utama PT DRU Amir Gunawan mengatakan bahwa kapal yang dibangun sejak 2013 memiliki kemampuan untuk mengangkut hingga 10 tank Leopard buatan Jerman serta sebanyak 120 kru kapal dan 300 pasukan.

"PT DRU sangat bangga dapat menyelesaikan pembangunan kapal penunjang alat pertahanan negara ini di tengah sulitnya bisnis di sektor industri galangan kapal nasional akibat minimnya order pembangunan kapal baru," katanya.

Selain membantu negara dalam meningkatkan kualitas alat pertahanan negara bagi kepentingan menjaga kedaulatan, pembangunan kapal tersebut juga memiliki "multiplier effect" bagi perekonomian masyarakat Lampung.

Kapal tersebut, menurut dia, memiliki spesifikasi, antara lain panjang 120 meter dan mampu bekerja dengan kecepatan hingga 16 knot serta didukung oleh dua unit mesin masing-masing berkapasitas 3.285 kw.

Amir menjelaskan keberhasilan Indonesia membangun kapal LST pada galangan kapal nasional menunjukkan bahwa industri kapal di Indonesia memiliki kemampuan sumber daya manusia, kapasitas fasilitas, dan teknologi untuk membangun kapal dengan berbagai tipe dan ukuran, termasuk kapal penunjang alat pertahanan negara.

"KRI Teluk Bintuni merupakan 520 merupakan kapal perang pertama yang diproduksi PT DRU dan merupakan kapal ke-268 dari berbagai tipe dan ukuran kapal yang telah dibangun," katanya.

Keberhasilan itu, kata dia, membanggakan sehingga diharapkan pemerintah dapat memberikan kepercayaan kepada PT DRU untuk berpartisipasi dalam membangun alutsista yang dibutuhkan bagi pertahanan nasional sehingga turut andil dalam menunjang perkembangan ekonomi nasional dan khususnya untuk Lampung.

Amir mengakui kondisi industri galangan kapal nasional secara bisnis sedang tertatih-tatih akibat adanya berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang memberatkan, seperti bea masuk komponen kapal yang mencapai 5--12,5 persen, PPN 10 persen atas penyerahan kapal dan pajak nonfinal.

Kondisi beban fiskal yang berat menyebabkan harga produk kapal dari galangan domestik sulit bersaing dengan harga kapal produk luar negeri, padahal kegiatan pelayaran menuntut biaya pembangunan yang efisien dan efektif.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis landing ship tank (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.

"Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL," kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520.