Manggarai Timur NTT ekspor 36 ton kopi robusta ke Belanda

id Kopi, NTT, Kota Kupang,Robusta,Manggarai Timur

Manggarai  Timur NTT ekspor 36 ton kopi robusta ke Belanda

Ilustrasi Petani menjemur buah kopi di Desa Pulo Rungkom, Aceh Utara, Aceh, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Rahmad.

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Menggarai Timur, Nusa Tenggara Timur  ekspor 36 ton kopi Robusta ke Belanda, Negeri Kincir Angin, setelah sebelumnya sempat melakukan ekspor dalam jumlah yang kecil.

"Benar kita baru saja melakukan ekspor 36 ton Kopi ke Belanda dan ini suatu kebanggaan buat kami," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreassaat dihubungi dari Kupang, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ekspor perdana puluhan ton kopi itu berkat kerja sama antara pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dengan LSM internasional yang bergerak di bidang kopi Rikolto Indonesia dengan Asiosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom).

Andreas mengharapkan agar kopi Colol dapat menjadi salah satu merek dagang Kopi dari Manggarai Timur yang baru diekspor tersebut, khususnya untuk kopi bubuknya.

"Karena sudah pasti akan mengangkat nama dari Manggarai Timur sendiri," ujar dia.

Baca juga: Lampung berkontribusi 2,09 miliar dolar AS untuk ekspor kopi nasional

Lebih lanjut, ekspor kopi ke Belanda ini bukan pertama kali, tetapi sudah yang keempat kali. Namun untuk yang keempat ini jumlahnya sangat banyak karena permintaan dari perusahaan yang meminta kopi tersebut di Belanda.

"Awal hanya membeli sebanyak 600 kilogram, kemudian meningkat menjadi 6 ton, kemudian 9 ton, hingga sekarang sebanyak 36 ton,” jelasnya.

Menurut orang nomor satu di Manggarai Timur itu kegiatan ekspor kopi berton-ton menuju Belanda itu merupakan kesempatan baik untuk promosi cita rasa kopi di daerah itu.

“Ini merupakan momen yang sangat pas untuk kita di Manggarai Timur, yang awalnya didukung oleh Belanda,” jelasnya.

Bupati Manggarai Timur juga meminta agar pihak Asnikom bersama Rikolto Indonesia tidak hanya bekerjasama membeli produk pertanian tetapi juga melakukan kegiatan pendampingan terhadap para petani agar mutu kopi tetap terjaga.

"Kami juga meminta agar baik Rikolto dan Asnikom bisa membantu para petani kopi seperti pendampingan bagaimana menjaga kopi yang ada sehingga bisa terjaga," tambah dia.

Baca juga: Saat pandemi COVID-19, produksi kopi di Lampung justru naik