"Kita masih panen sekarang, hasil panen ada peningkatan dari 1,2 ton per hektare tahun lalu menjadi 1,5 ton kopi per hektare di tahun ini," ujar petani kopi Lampung Barat, Nana Permana.
Ia mengatakan, pandemi COVID-19 tidak menghambat adanya aktivitas panen tahunan kopi.
"Tidak terhambat pandemi COVID-19 semua pengurusan kopi tergantung individu dan cuaca, tetapi memang ada sedikit penurunan jumlah panen di beberapa tempat karena musim kemarau, tetapi tidak terlampau banyak," katanya.
Menurutnya, pandemi COVID-19 tidak memberikan imbas secara langsung bagi petani kopi Lampung, sebab sejumlah petani kopi Lampung menerapkan anjuran pemerintah untuk tidak melakukan perjalanan keluar daerah.
"Tidak berimbas secara langsung aktivitas seperti biasa saja, mungkin hanya ada kenaikan upah pekerja musiman dari luar Lampung saat ini upah mencapai Rp70.000 per hari dari upah awal Rp50.000 per hari serta tenaga kerja berkurang sedikit," ucapnya.
Harga kopi Lampung
Nana mengatakan, saat ini harga jual kopi Lampung pun masih stabil pada kisaran Rp19.500 per kilogram."Harga stabil seperti tahun kemarin untuk kopi komersil Rp19.000 sedangkan premium Rp30.000 hingga Rp45.000 per kilogram," katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh petani lain yaitu Basrin.
"Tidak ada perubahan cara panen dan harga semua tetap, hanya memang ada sedikit penurunan hasil panen sebab setelah adanya pandemi COVID-19 musim kemarau datang, tetapi rata-rata masih berkisar 1 ton per hektare," ujar Basrin.
Ia mengatakan, pandemi COVID-19 tidak terlalu memberikan imbas berlebih bagi petani kopi Lampung, sebab panen kopi masih tetap dilakukan dengan hasil panen stabil seperti tahun sebelumnya.
Lampung merupakan pemasok kopi robusta di Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai 100.000 - 120.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 163.837 hektare.
Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dari Lampung untuk diekspor. Rata-rata Lampung mampu berkontribusi 24,19 persen dari produktivitas kopi nasional.