PT Pertamina dukung masyarakat Kelurahan Panjang kelola sampah plastik

id pertamina, sampah, ecobrick, sampah plastik

PT Pertamina dukung masyarakat Kelurahan Panjang kelola sampah plastik

Pertamina dukung masyarakat Kelurahan Panjang kelola sampah plastik (ANTARA/HO)

'bengkel ecobrick' dengan memanfaatkan sampah plastik
Bandarlampung (ANTARA) - Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, PT Pertamina (Persero) melalui Integrated Terminal (IT) Panjang mendukung kegiatan masyarakat Kelurahan Panjang Utara, Kota Bandarlampung untuk mengelola sampah plastik. 

"Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) 'bengkel ecobrick' dengan memanfaatkan sampah plastik yang ada di sekitar lingkungan Kampung Baru dan pesisir pantai," kata Unit Manager Communication, Relation & CSR MOR II, Umar Ibnu Hasan, dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung,  Jumat. 

Menurut dia, bengkel ecobrick ini adalah satu dari tiga kegiatan program Kampung Hijau Kabarti yang terdiri dari Posyandu Membawa Berkah dan "Rain Water Harvesting".  

Kampung Hijau Kabarti ini, lanjutnya, merupakan desa binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) II sejak tahun 2020, dan telah menerima dana pengembangan sebesar Rp250 juta.  

Ecobrick sendiri merupakan  teknik mengolah sampah plastik menjadi sebuah benda yang bermanfaat. Kegiatan bengkel ecobrick ini dapat membantu mengurangi menumpuknya sampah plastik yang ada di Kelurahan Panjang Utara.

Program bengkel ecobrick ini telah berjalan sejak tahun 2019, dengan satu kelompok binaan dan penerima manfaat sebanyak 50 kepala keluarga.  

Program ini dianggap efektif, karena dapat mengurangi jumlah sampah yang ada dan memanfaatkan sampah tersebut. 

Kelompok bengkel ecobrick melakukan produksi pertama pada tahun 2019 sebanyak 400 botol ecobrick.  
Baca juga: Mitra binaan Pertamina sukses kembangkan produk olahan berbahan susu kambing


Saat ini bengkel ecobrick telah memproduksi 1.080 botol ecobrick dan melakukan inovasi dengan menjadikan botol ecobrick sebagai bahan baku utama pembuatan furniture. Bengkel ecobrick telah memproduksi 15 kursi dan 5 meja.

Penjualan dan pemasaran ecobrick dilakukan melalui media sosial instagram dan e-Commerce shopee @ecobrick_kabarti dengan total omzet yang didapatkan berkisar Rp3,6 juta per tahun.  

Ketua Bengkel Ecobrick Nur Rachman menyampaikan bahwa ecobrick merupakan salah satu cara mudah untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik.  

"Pada prinsipnya ecobrick adalah teknik pengolahan sampah plastik dengan botol plastik yang diisi sampah dan dipadatkan menjadi bahan baku yang ramah lingkungan," ujar Nur.

Lurah Panjang Utara Supriyadi mengatakan adanya program bengkel ecobrick sangat membantu permasalahan sampah plastik yang ada di lingkungan Kelurahan Panjang Utara, selain itu masyarakat dapat memperbaiki lingkungan serta menambah pendapatan dari penjualan ecobrick. 

Unit Manager Communication, Relation & CSR MOR II, Umar Ibnu Hasan mengungkapkan program ini merupakan sinergi antara Pertamina dan masyarakat Kelurahan Panjang Utara dalam menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik.

"Dengan adanya program bengkel ecobrick diharapkan masyarakat dan Pertamina dapat bersinergi dalam mengolah sampah plastik menjadi produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual," ujar Umar.
Baca juga: Lampung dukung pelaksanaan Program Langit Biru
Baca juga: Pertamina salurkan bantuan sembako kepada korban angin puting beliung Lampung