Jakarta (ANTARA Lampung) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan kasus difteri kian bertambah menjadi 28 provinsi di Indonesia yang terjadi di 142 kabupaten-kota.
Ketua PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) di Jakarta, Senin, menjelaskan laporan tersebut mencatat sebanyak 40 anak yang terinfeksi difteri meninggal dan lebih dari 600 pasien dirawat di rumah sakit karena terjangkit difteri.
Aman menerangkan jumlah tersebut merupakan data dari IDI beserta organisasi profesi di bawahnya, khususnya IDAI, didapat dari laporan organisasi profesi berdasarkan kasus kejadian yang ditemukan oleh setiap profesi.
"Kita meminta sesama profesi, jadi kalau ada kasus, setiap profesi melapor, kita sudah hitung, sama datanya," kata Aman.
Dia mengatakan bahwa kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri ini merupakan yang paling besar terjadi di dunia, mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan negara-negara yang pernah terjadi KLB difteri sebelumnya.
"Sebelumnya di Rusia, tidak sebesar ini, di India hanya satu dua provinsi, di Brasil hanya beberapa provinsi, Afrika Selatan juga hanya di beberapa provinsi," jelas Aman.
Aman menjelaskan KLB Difteri ini harus ditanggapi secara serius oleh seluruh kalangan mulai dari pemerintah hingga masyarakat, bukan hanya dari kalangan medis.
Dia berharap pada seluruh kalangan untuk mendukung program penanggulangan KLB Difteri dengan imunisasi ulang atau "Outbreak Response Immunization" (ORI) agar tidak lagi menimbulkan kerugian bagi negara.
ANTARA