Konsorsium BRT "Ngotot" Dipertahankan

id Konsorsium BRT Ngotot Dipertahankan

Konsorsium BRT "Ngotot" Dipertahankan

Para penumpang pengguna kendaraan umum menunggu naik ke Bus Trans Bandarlampung yang merupakan terobosan program bus rapid transit (BRT) di Kota Bandarlampung, Lampung. (FOTO: ANTARA LAMPUNG/Budisantoso Budiman)

Bandarlampung, (Antara Lampung) - Pemerintah Kota Bandarlampung akan mempertahankan konsorsium sebagai pengelola bus rapid transit (BRT) atau bus trans-Bandarlampung yang sebelumnya berencana pengelolaannya oleh pihak swasta lain.
        
"Konsorsium akan tetap menjadi pengelola BRT setelah ada beberapa permasalahan. Dan, saat ini sudah berjalan baik dengan tetap melayani masyarakat," kata Sekertaris Daerah Kota Bandarlampung Badri Tamam  di Bandarlampung, Senin.
       
Sebelumnya, kata dia, diberikan tenggat waktu satu bulan bagi pihak konsorsium untuk memperbaiki manajemen. Jika tidak sanggup, akan diberikan kepada pihak swasta lain. Itu pun semata-mata hanya untuk memotivasi agar dapat memperbaiki manajemen ke arah yang lebih baik.
        
"Batas waktu satu bulan hanya untuk memotivasi pihak konsorsium agar lebih baik lagi dalam pengelolaannya, terutama dalam mengelola gaji karyawan," katanya.
        
Menurut dia, saat ini, bus trans-Bandarlampung kembali beroperasi seperti biasa yang sebelumnya beberapa bus tidak beroperasi melayani sejumlah rute sehingga pemkot perlu mempertahankannya.
        
"Pemkot perlu mempertahankan konsorsium, melihat kondisinya saat ini lebih baik daripada sebelumnya," katanya.
        
Ia mengharapkan bus trans-Bandarlampung lebih baik lagi dalam melayani penumpang karena ini merupakan ikon Kota Bandarlampung sehingga harus menunjukkan kualitasnya.
        
Terkait dengan pinjaman yang diberikan pihak pemkot kepada konsorsium sebesar Rp1 miliar, dia menegaskan bahwa pihak manajemen tetap berkomitmen akan membayarnya.
        
"Selain mereka konsisten untuk membayar gaji karyawan, pihak manajemen juga akan tetap membayar pinjaman tersebut, termasuk pinjaman kepada pihak perusahaan otobus (PO) dan yang lainnya," kata dia.
        
Sebelumnya, Direktur Utama Bus Trans-Bandrlampung I Gede Jelantik mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin dalam mengelola sistem keuangan agar tidak ada persoalan lagi dalam menggaji karyawan.
        
"Kami akan lebih maksimal dalam mengelola keuangan, khususnya dalam menggaji karyawan. Kami saat ini akan menerapkan sistem gaji ritase," kata dia.
        
Dia menjelaskan bahwa sistem gaji berdasarkan ritase atau rit yakni dengan maksimal empat rit per armada bus trans-Bandarlampung dalam satu hari. Dengan empat rit, pihaknya akan membayar gaji pramudi Rp100 ribu dan Rp60 ribu untuk tiketing.
        
Jika sistem ini kurang berjalan maksimal, pihaknya akan menyiapkan sistem persentase yang pembayaran gaji berdasarkan sistem uang yang disetorkan ke pihak manajemen dengan pembayaran sebesar 10 persen untuk pramudi dan lima persen untuk tiketing.
        
Terkait dengan pinjaman Rp1 miliar, dia mengatakan bahwa pihaknya akan konsisten dengan membayar pinjaman dari pemkot, termasuk yang lainnya.
        
"Sejak awal selalu berkomitmen akan membayar pinjaman tersebut dan berupaya semaksimal mungkin memperbaiki manajemen BRT. Apalagi, BRT sudah menjadi ikon Bandarlampung dan akan tetap dipertahankan," katanya.