Pemprov Lampung terus pantau harga pangan sebulan jelang Ramadhan

id Stabilitas harga pangan, jelang ramadhan, pangan Lampung, ekonomi Lampung, kenaikan harga pangan

Pemprov Lampung terus pantau harga pangan sebulan jelang Ramadhan

Arsip- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Evie Fatmawaty saat memberi keterangan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

harga pangan pasti nanti akan naik kembali, jadi akan terus dilakukan pemantauan harga
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya melakukan pemantauan harga pangan sebulan menjelang Ramadhan agar harga-harga kebutuhan pokok tetap terjaga stabil.

"Terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri ini karena harga pangan pasti nanti akan naik kembali, jadi akan terus dilakukan pemantauan harga," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Evie Fatmawaty di Bandarlampung, Jumat (2/2).

Ia mengatakan pemantauan harga, salah satunya melalui operasi pasar, dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pangan, seiring dengan potensi tingginya permintaan masyarakat pada periode Ramadhan.

"Semoga nanti dengan pelaksanaan operasi pasar, sebagai salah satu cara pemerintah menjaga stabilitas harga, bisa membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan yang harganya terjangkau," katanya.

Saat ini ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti salah satunya tepung tapioka. Namun, pemerintah daerah akan mengutamakan komoditas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat untuk dilakukan operasi pasar terlebih dahulu.

"Untuk tepung tapioka kita lihat ketersediaan juga nanti, dan karena permintaan masyarakat yang paling besar ini beras karena memang menjadi kebutuhan pokok, jadi diutamakan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dahulu untuk dioperasi pasarkan," ucapnya.

Menurut Evie, tidak menutup kemungkinan bila ada komoditas lain yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan mengalami kenaikan harga, maka juga akan dilakukan operasi pasar.

"Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya membantu masyarakat dengan memberi subsidi harga melalui operasi pasar ketika harga naik. Untuk saat ini kita lihat terlebih dahulu ketersediaannya, yang lain nanti akan dilakukan subsidi juga kalau komoditas tersebut tinggi sekali kenaikan harganya," tambahnya.

Ia pun mengatakan bahwa kegiatan stabilisasi harga pangan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah provinsi, melainkan perlu pula dukungan dari pemerintah kabupaten serta kota untuk melakukan program serupa. 

Menurut dia, pengadaan pangan membutuhkan kerja sama dari semua pihak, sebab pasokan kebutuhan pangan ini sangat berkaitan mulai dari hulu sampai hilir, dengan permintaan dan ketersediaan harus seimbang.

"Seperti saat ini ada kenaikan harga beras akibat beberapa waktu lalu ada fenomena iklim El Nino sehingga tanam padi sempat terhambat, tetapi beberapa waktu lalu sudah tanam dan Maret bisa panen jadi diharapkan harga bisa kembali stabil," ujar dia lagi.

Saat ini, beberapa komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan di pasar tradisional di Kota Bandarlampung seperti bawang merah ukuran sedang dijual Rp28.000 per kilogram naik dari sebelumnya Rp27.000 dan bawang putih ukuran sedang Rp37.150 per kilogram naik Rp1.650 per kilogram.

Cabai merah besar Rp84.800 naik Rp14.800 per kilogram, dari sebelumnya sekitar Rp70.000 sampai Rp60.000, cabai keriting Rp61.150 per kilogram naik Rp6.000 per kilogram, rawit hijau Rp41.250 per kilogram naik Rp2.750 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp44.750 per kilogram naik Rp2.250 per kilogram.

Gula pasir lokal plastik curah Rp17.000 per kilogram dari sebelumnya Rp14.000 per kilogram. Gula pasir bermerek Rp18.000 per kilogram naik dari sebelumnya Rp16.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp16.000 per liter naik dari sebelumnya Rp13.000 per liter, minyak goreng kemasan Rp17.000-Rp20.400 per kilogram dari biasanya Rp16.000 per kilogram.

Kemudian telur Rp27.000 per kilogram naik dari sebelumnya Rp25.500 per kilogram, beras medium Rp16.000 per kilogram dari sebelumnya Rp13.000-14.000 per kilogram, ketan Rp22.000 per kilogram dari sebelumnya Rp18.000 per kilogram dan tepung tapioka Rp13.000 per kilogram dari sebelumnya Rp9.000 per kilogram.

Baca juga: Pemkot Bandarlampung lakukan sejumlah aksi tekan harga pangan

Baca juga: BI Lampung sebut strategi 4K cegah naiknya harga pangan di akhir tahun


Baca juga: Sekda: Pemprov Lampung lakukan pengawasan intensif harga pangan cegah inflasi