Bandarlampung (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik Adib Miftahul meminta adanya kajian ulang terhadap penerapan impor beras yang masih bermasalah dan berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Adib mengatakan evaluasi tersebut penting karena masih ada dugaan pelanggaran tata kelola dalam pelaksanaan impor beras dan pengadaannya hanya menguntungkan pihak tertentu.
"Perlu melakukan pendalaman dan di kaji ulang bagaimana sistem mekanisme impor beras. Sebab patut diduga ada sesuatu yang diatur-atur," katanya dalam pernyataan di Bandarlampung, Kamis.
Ia juga mengatakan segala aduan terkait dugaan pelanggaran hukum harus ditindaklanjuti agar pelaksanaan tata kelola impor beras kedepannya dapat lebih baik dan tidak merugikan negara.
"Makanya harus dikaji ulang jangan-jangan ada mafia impor beras di dalam," kata akademisi Universitas Islam Syekh Yusuf ini.
Terkait pelaksanaan impor beras, ia pun mengharapkan adanya pembenahan mengingat kebijakan tersebut yang tidak pernah dilakukan dalam waktu yang tepat, karena impor selalu berdekatan dengan musim panen.
"Hal ini menunjukkan bahwa tata kelola impor beras bermasalah," ujarnya.
Sebelumnya, Studi Demokrasi Rakyat (SDR) melaporkan Perum Bulog dan Bapanas kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (3/7), atas dugaan penggelembungan harga beras impor dari Vietnam serta kerugian negara akibat demurrage di Pelabuhan.
Dugaan kerugian akibat demurrage muncul karena impor terhambat oleh dokumen pengadaan impor yang tidak layak dan lengkap, sehingga menimbulkan biaya denda tambahan di sejumlah wilayah kepabeanan tempat masuknya beras impor.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan mekanisme lelang impor sudah dilaksanakan secara terbuka dan ketat, yang diawali dengan pengumuman bahwa Perum Bulog akan membeli sejumlah beras dari luar negeri.
Para peminat lelang tersebut biasanya tercatat mencapai 80-100 importir. Namun, perusahaan yang mengikuti proses lelang lanjutan umumnya hanya mencapai 40-50 perusahaan, seiring dengan seleksi ketat yang telah diterapkan Perum Bulog.
Berita Terkait
Ekonom nilai Kepala Bapanas kurang mumpuni dalam pengelolaan pangan dalam negeri
Senin, 30 September 2024 11:56 Wib
Ekonom sebut figur pengganti Kepala Bapanas harus orang yang mumpuni
Jumat, 27 September 2024 18:46 Wib
Serikat Petani inginkan adanya evaluasi kinerja Kepala Bapanas
Kamis, 26 September 2024 10:34 Wib
BI Lampung minta waspadai potensi kenaikan harga beras dan daging ayam
Senin, 16 September 2024 17:13 Wib
Pengamat sebut pentingnya penggantian Kepala Bapanas untuk penguatan ketahanan pangan
Selasa, 10 September 2024 17:49 Wib
Bulog jamin ketersediaan stok untuk bantuan pangan beras untuk PKM
Jumat, 30 Agustus 2024 20:31 Wib
Bulog targetkan 1,2 juta ton beras impor terealisasi dan tiba sebelum Desember 2024
Jumat, 30 Agustus 2024 19:33 Wib
Bulog serap beras petani capai 800 ribu ton
Kamis, 22 Agustus 2024 20:46 Wib