Bandarlampung (ANTARA) - Supply chain management saat ini memiliki peran penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Terlebih, di dunia pertanian kini juga diperlukan adanya sertifikasi indikasi geografis.
Hal tersebut menjadi pembahasan utama webinar yang digelar Indonesia's Geographical Indication Show (IGIS), Jumat (23/9).
Dialog bertema Supply chain management in the Case Koerintji Cinnamon itu, menghadirkan pembicara yaitu Idris (Kepala Seksi Pengawasan Indikasi Geografis Direktorat Merek dan IG Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham), Priyambodo (Dosen Fakultas MIPA Univeritas Lampung), Hengki Handoko (Perwakilan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kayu Manis Kerinci, Jambi), Ponco Eriyanto (Pemilik Gendis Ayu dan Indonesia Brand Activist Network for Lampung).
Idris menjelaskan supply chain management yang menjadi aspek untuk memberikan manfaat berupa pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Apalagi bagi produk unggulan bersertifikasi indikasi geografis.
“Selain mempunyai reputasi khas lokal alias origin-linked, dari sisi petani, produsen hingga distributor haruslah memperhatikan dan menjamin kualitas yang paling premium,” kata dia.
Ponco Eriyanto mengatakan sebagai pelaku usaha, indikasi geografis menjadi sertifikasi yang penting. Sebab, dengan bahan baku produk berkualitas baik yang sumbernya berlabel indikasi geografis dapat meningkatkan nilai jual produk.
"Rantai pasok itu sangat penting, kalau bahan bakunya bersumber dari yang memiliki sertifikasi, maka bisa meningkatkan nilai prestice produk juga," katanya pula.
Baca juga: Kopi Robusta Merangin raih Sertifikat Indikasi Geografis
Baca juga: Cita rasa khas kopi Bantaeng berpeluang kantongi hak Indikasi Geografis
Sertifikasi indikasi geografis dinilai aspek penting bisnis
Tangkapan layar webinar. ANTARA/HO
Terlebih, di dunia pertanian kini juga diperlukan adanya sertifikasi indikasi geografis.
