Dinkes Kota Medan terkesan santai tangani stunting

id Stunting ,Kekerdilan ,Gizi kronis ,DPRD Medan ,Sudari,gizi kronis medan

Dinkes Kota Medan terkesan santai tangani stunting

Ilustrasi - Refleksi pengendara motor melintas di dekat mural stunting (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Medan)

Medan (ANTARA) - DPRD Kota Medan, Sumatera Utara meminta Dinkes Kota Medan  untuk lebih serius dalam penanganan kasus stunting (kekerdilan) pada anak di bawah lima tahun.

"Begitu seriusnya pemerintah pusat menangani stunting, tetapi Dinkes Kota Medan masih terkesan santai," kata Ketua Komisi II DPRD Kota Medan Sudari usai memimpin rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kepala Dinkes Kota Medan dr Taufiq Ririansyah dan jajarannya di gedung DPRD Kota Medan di Medan, Jumat.

Bukti belum seriusnya Dinkes Kota Medan menangani stunting, lanjut dia, Posyandu masih digunakan timbangan ikan di pasar untuk menimbang berat badan seorang bayi.

"Medan kota ketiga terbesar, namun alat ukur bayi masih timbangan manual, malu aku. Wali Kota Medan Boby Nasution keren, tapi Dinkes tidak mampu mengikutinya. Padahal, sangat penting untuk mengetahui berat bayi penderita stunting," katanya.

Ia mengatakan seharusnya Dinkes Kota Medan gencar berinovasi dalam percepatan penurunan angka stunting atau gizi kronis di Kota Medan.

Data terakhir Dinas Kesehatan Kota Medan menyebut bahwa stunting pada bulan penimbangan Februari 2022 ditemukan sebanyak 555 balita menderita gizi kronis.

"Tentu harus dibuktikan, penanganan berbagai hal harus lebih serius dan maksimal. Berdayakan lembaga dan elemen masyarakat guna menurunkan stunting," ujar politikus PAN tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufiq Riansyah mengaku pihaknya kesulitan dalam penganggaran untuk pengadaan alat timbang bayi di daerah ini

Namun, ke depan pihaknya akan memprioritaskan hal itu. "Kami mohon dukungan dan bantuan dari para anggota dewan untuk penanganan stunting ini," ujarnya.