BKKBN optimis angka "stunting" Bandarlampung turun

id BKKBN,Stunting,Kekerdilan

BKKBN optimis angka "stunting" Bandarlampung turun

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) optimis angka prevalensi kekerdilan pada anak ("stunting") di Kota Bandarlampung turun dan memenuhi target 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

“Kami optimistis Pemerintah Kota Bandarlampung  bisa mencapai target percepatan penurunan 'stunting',” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

 Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi "stunting" rendah dan sudah berada di bawah standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen

Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, prevalensi stunting di Kota Bandarlampung sudah menyentuh angka 19,4  persen. Sementara secara provinsi sendiri mencapai 18,5 persen.
 

Hasto turut membeberkan bahwa dari data yang dimiliki BKKBN, dengan jumlah penduduk di Kota Bandarlampung yang menyentuh 1,18 juta jiwa, sebanyak 67.138 keluarga berisiko terkena "stunting".

Semua keluarga "stunting" itu tersebar di 20 kecamatan. Namun, daerah di wilayah pesisir laut seperti Kecamatan Telukbetung Barat, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kecamatan Panjang, dan Kecamatan Tanjungkarang Timur paling banyak memiliki keluarga berisiko "stunting".

Hasto juga meminta Wali kota Bandarlampung untuk mengawal langsung penyerapan anggaran BOKB senilai Rp7,9 miliar akibat penyerapannya dana baru mencapai Rp313 juta untuk percepatan penurunan angka "stunting".

Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana menyatakan akan terus berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi daerahnya menjadi 14 persen pada tahun 2024.

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN optimis angka stunting Bandarlampung turun pada 2024