Sekolah Muhammadiyah di Melbourne dorong pertukaran budaya

id sekolah muhammadiyah,sekolah indonesia,kbri canberra

Sekolah Muhammadiyah di Melbourne dorong pertukaran budaya

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Mukhamad Najib (kanan) mendatangi gedung yang akan menjadi tempat beroperasinya Muhammadiyah Australia College. (ANTARA/HO-KBRI CANBERRA)

Jakarta (ANTARA) - Pendirian sekolah Muhammadiyah Australia College (MAC) sebagai sekolah Indonesia pertama yang beroperasi di Australia diharapkan dapat mendorong diplomasi budaya dan bahasa Indonesia.

"Saya selaku atase pendidikan dan kebudayaan sangat mendukung beroperasinya sekolah Indonesia pertama yang diinisiasi oleh Muhammadiyah. Pendirian sekolah Indonesia memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan, nilai dan budaya antara Indonesia dan Australia”, kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Mukhamad Najib dalam keterangannya pada Rabu.

Menurut dia, dengan banyaknya siswa Australia yang sekolah di MAC akan memungkinkan pelajar mengenal dan memahami lebih jauh mengenai budaya dan bahasa Indonesia.

Najib menambahkan pendirian sekolah Indonesia di negeri kanguru juga dapat berperan sebagai pusat kebudayaan Indonesia di Australia, khususnya di Victoria.

Sekolah Muhammadiyah di Victoria, Melbourne telah didirikan sejak 2018 dan saat ini dalam proses mendapatkan izin operasional dari kementerian pendidikan Victoria.

Kepala Sekolah MAC, Muhammed Edwars, menjelaskan sekolah itu sudah mengajukan perizinan dengan memasukkan dokumen dan tengah menunggu persetujuan dari direktorat pendidikan.

“Proses perizinan cukup lama, dan banyak sekali dokumen yang harus kita kirim, karena memang proses evaluasi pendirian sekolah baru di sini cukup ketat. Tapi Alhamdulillah, pekan lalu mereka sudah datang untuk inspeksi dan verifikasi, semoga akhir Desember ini bisa segera keluar izinnya”, tambah Edwars.

MAC akan memberlakukan kurikulum pendidikan Australia dan tambahan kurikulum lokal sesuai kekhasan sekolah dengan fokus pada kemampuan literasi, numerik, kemampuan komunikasi, kolaborasi dan penggunaan teknologi digital.

Selain itu, sekolah tersebut juga akan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan dan keIslaman secara inklusif dan moderat.

"Dari survei yang kami lakukan terhadap orang tua di wilayah ini, menunjukkan minat yang tinggi untuk mendaftarkan anaknya ke MAC jika sekolah ini sudah beroperasi nanti. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum dan proses pembelajaran yang kami tawarkan insya Allah sesuai dengan kebutuhan mereka”, demikian Edwars.