Muhammadiyah berbagi kado Ramadhan pada mualaf pengungsi eks Timor Leste

id Kado Ramadhan,Pengungsi eks Timor Leste,Lembaga Dakwah Muhammadiyah

Muhammadiyah berbagi kado Ramadhan pada mualaf pengungsi eks Timor Leste

Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) bersama LAZISMU Muhammadiyah berbagi kado Ramadhan untuk para mualaf pengungsi eks Timor Leste di Kabupaten Rote Ndao, NTT, pada Sabtu (30/3/2024). (ANTARA/HO-Lembaga Dakwah Muhammadiyah)

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) bersama LAZISMU Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berbagi kado Ramadhan untuk para mualaf pengungsi eks Timor Leste di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami berharap kado Ramadhan ini dapat menunjukkan betapa ukhuwah Islamiyah di antara Muslim itu sangat kuat sehingga para mualaf tidak perlu merasa kesepian atau sendirian dalam berjuang meneguhkan keimanannya," kata Wakil Bendahara LDK Muhammadiyah Kamarul Zaman dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, kado tersebut merupakan bagian dari rangkaian program syiar Ramadhan setelah sebelumnya pesantren mualaf sukses dilaksanakan di Kabupaten Rote Ndao pada Sabtu (30/3).

Adapun paket sembako program kado Ramadhan ini didistribusikan kepada 110 mualaf dan dai pendamping di tiga titik pendistribusian yaitu Raknamo, Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Oebelo,Kupang Tengah, Noelbaki, dan Kupang Tengah.

Acara tersebut dihadiri oleh para dai LDK yang selama ini membina para mualaf serta para tokoh masyarakat, di antaranya kepala kantor kementerian agama dan kepala kantor urusan agama Kabupaten Kupang.

Selain pembagian kado, acara tersebut juga diramaikan dengan tabligh akbar yang bersifat motivasi kepada para mualaf dan makan malam bersama.

Sebelumnya, pada kegiatan pesantren mualaf, LDK dan LAZISMU PP Muhammadiyah juga memberikan 100 paket kado Ramadhan untuk dai dan mualaf di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Kamarul menyampaikan bahwa Muhammadiyah sejak lama sudah memberikan perhatian serius kepada para mualaf di daerah pedalaman.

"Sebenarnya sejak 1979 Muhammadiyah sudah memberikan perhatian yang serius kepada para dai dan mualaf di daerah pedalaman lewat salah satu badan pembina masyarakat suku terasing. Setelah itu, nomenklatur itu lalu berubah menjadi Lembaga Dakwah Khusus, dan sekarang menjadi Lembaga Dakwah Komunitas," ucapnya.