Direktur PTPN VII ungkap tiga faktor utama transformasi bisnis perusahaan

id ptpn 7, bisnis, transformasi bisnis

Direktur PTPN VII ungkap tiga faktor utama transformasi bisnis perusahaan

Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy (ANTARA/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA) - Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy menyebutkan ada tiga tiga faktor utama yang menjadi kunci dalam proses transformasi bisnis perusahaan yakni restrukturisasi sumber daya manusia, restrukturisasi keuangan, dan restrukturisasi organisasi.

"Prinsip utama dalam kebijakan transformasi ini ada pada manajemen yang akuntabel dan taat kepada kaidah GCG (good corporate governance)," kata dia, pada silaturahmi dengan insan pers di Bandarlampung, Senin.

Ia menyebutkan, untuk mewujudkan itu, membutuhkan komitmen seluruh SDM yang terlibat dalam manajemen.

Sebab, lanjutnya, apapun masalahnya, titik terpenting itu ada pada "human capital", sumber daya manusia yang punya niat baik untuk membangkitkan perusahaan ini.

Selain itu, ia menerangkan, memasuki tahun 2021, PTPN VII mulai mencetak laba operasional.

"Meskipun belum besar, fase ini menjadi indikator positif yang mengantarkan BUMN perkebunan ini keluar dari krisis dan naik ke fase sustainable (berkelanjutan)," ujarnya.

Direktur PTPN VII itu mengatakan, fase keberlanjutan usaha adalah tahapan setelah anak perusahaan PTPN holding ini mengalami perlambatan kinerja dalam lima tahun terakhir.

“Sejak 2016 kami mengalami masalah yang kompleks sehingga kinerja manajemen secara keseluruhan melambat. Sejak saat itu, kami berupaya optimal untuk bisa bangkit. Tiga fase harus kami lewati, pertama fase rescue (penyelamatan perusahaan), kedua fase recovery (pemulihan), dan ketiga fase sustainable (keberlanjutan usaha). Alhamdulillah, saat ini sudah mulai masuk fase sustain,” kata Chief Ryan sapaan akrabnya.

Menurut Ryan, keberhasilan ini dicapai oleh tekad seluruh insan utama PTPN VII yang segera mengambil hikmah dengan menjalankan transformasi bisnis.

Ryanto Wisnuardhy dalam kesempatan itu juga meminta dukungan dan masukan untuk mengawal PTPN VII meraih kejayaan kembali.

Menurut Ryan, peran media sangat strategis sebagai pilar paling netral dalam suatu tatanan. Dalam konteks PTPN VII yang notabene adalah entitas ekonomi milik negara, media adalah motivator, konselor, promotor, sekaligus sistem peringatan dini.

"PTPN VII ini BUMN yang berkarya menjalankan misi bangsa. Ada tanggungjawab ekonomi, sosial, kemasyarakatan, dan kepedulian lingkungan pada aktivitas bisnis kami. Kami membuka lapangan kerja sangat luas, menggulirkan ekonomi kawasan, dan semua itu akan bermuara kepada kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Oleh karena itu, ia meminta masukan dari media agar setiap kebijakan PTPN VII tetap berada di jalur yang benar, memberi manfaat lebih luas, dan menjadi salah satu kebanggaan bangsa. Selain itu, kata dia, media juga mempunyai tanggungjawab untuk menjadi bagian dari sistem mitigasi peringatan dini.

"Kami sangat apresiasi kerja sama media selama ini dengan PTPN VII. Kami juga sangat butuh sapaan dari rekan-rekan media, semacam early warning system, begitu. Kita hidupkan budaya tabayun untuk saling menjaga dan membina hubungan baik,” kata mantan bankir di Bank BNI ini.