Harga karet di Waykanan naik tipis

id karet,getah karet,karet Lampung

Harga karet di Waykanan naik tipis

Petani antusias sambut kenaikan harga karet (Antara Lampung/Raharja)

Mesuji (ANTARA) - Sejumlah petani karet di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, menyebutkan harga getah karet di daerah itu kini mencapai Rp9.000/kg, dan mereka antusias menyambut kenaikan harga komoditas perkebunan itu di tengah pandemi COVID-19.

"Kami kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet setelah harga di tingkat penampung naik hingga menembus Rp9.000 per kilogram," kata Tohir, salah satu petani karet di Desa Gistang, Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan.

Ia menyebutkan harga getah karet sebelumnya mencapai Rp8.500/kg.

 
Menurut dia, kenaikan harga karet disambut baik oleh para petani meski harganya hanya naik Rp500 untuk setiap kilogramnya.

"Setelah harga membaik, petani kembali merawat perkebunan karetnya lebih serius. Kami hari ini menggarap kebun karet seluas satu hektare dengan produktivitas mencapai lima kuintal per bulan. Jika dijual dengan harga Rp9.000/kg bisa menghasilkan pendapatan Rp5 juta/bulan," katanya.

Petani karet lainnya di Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan, Maman, mengaku lega dan senang setelah harga di pasaran naik sehingga dapat menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Sebelumnya, kata Maman, petani di daerahnya bisa menyekolahkan anak dengan mengandalkan hasil perkebunan, dan hal itu bisa terwujud jika harga getah karet tetap bertahan tinggi.
 
Sementara itu, harga getah karet di Kabupaten Tulangbawang dan Kabupaten Mesuji Lampung juga turun di tengah pandemi COVID-19, yaitu dari sebelumnya Rp10.900/kg menjadi Rp9.400 per kilogram.

"Saat ini harga getah karet mingguan turun menjadi Rp9.400/kg," kata Ayu, salah seorang petani karet di Desa Penawar Rejo , Kabupaten Tulangbawang.
 
Menurut dia, penurunan harga jual getah karet terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Ayu  mengatakan penurunan harga tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat setempat, khususnya petani karet.

"Belum lagi ditambah cuaca yang tidak menentu membuat volume sadapan karet menurun drastis," katanya.