Kerusakan panen disejumlah daerah picu harga cabai mahal

id Harga cabai

Kerusakan panen disejumlah daerah picu harga cabai mahal

Seorang petani memetik cabai di lahan wilayah Kabupaten Madiun, Jatim. Curah hujan yang tinggi, membuat cabai cepat busuk sehingga tak dapat dipanen dan stok di pasaran berkurang. Akibatnya, harga cabai melambung naik. ANTARA/Louis Rika.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa kerusakan panen di sejumlah daerah memicu mahalnya harga cabai merah besar, cabai merah keriting, hingga cabai rawit merah.

“Kalau kita lihat, cabai merah naiknya double digit, terutama cabai rawit merah pada bulan lalu,” kata Mendag saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.

Menurut Mendag, lonjakan harga yang terjadi pada cabai dipicu oleh kerusakan panen di beberapa wilayah penghasil cabai. Di Tuban, Kediri, Blitar, terjadi kerusakan panen kurang lebih 40 persen.

Tapi, di Wajo, Sulawesi Selatan, kerusakan panen cabai terjadi hingga kurang lebih 70 persen.

“Oleh karena itu, harga daripada cabai merah, cabai rawit merah, cabai merah keriting terjadi kenaikan harga yang stabil, tetapi tinggi,” tukas Mendag.

Namun demikian, Mendag mengatakan sentra cabai di Jawa Timur seluas 9.400 hektare (ha) akan memasuki masa panen. Beberapa di antaranya yakni di Blitar dengan luas 2.800 ha, Kediri 1.800 ha, Malang 1.800 ha, Tuban 3.000 ha, Jawa Barat 2.000 ha, Pandeglang 500 ha, Garut 500 ha, dan Magelang 2.000 ha.

“Jadi artinya, tren daripada penurunan antara 10 Maret - 12 Maret akan terus terjadi penurunan. Dan yang saya takutkan bahkan ketika panen raya cabai, harganya malah di bawah standar yang sudah kita tentukan,” kata Lutfi.