Jambi (ANTARA) - Masyarakat Jambi sebagian besar masih mengkonsumsi beras dari provinsi tetangga Sumatera Selatan karena produksi petani setempat belum mencukupi kebutuhan.
Gubernur Al Haris di Jambi, Sabtu, mengatakan, daerahnya menjadi terbantu lantaran mendapatkan suplai dari Sumsel apalagi di saat sejumlah wilayah sentra produksi padi mengalami banjir.
"Saat ini untuk beras kita masih mengimpor, Jambi sendiri banyak menggunakan beras dari Sumsel," kata dia.
Ia mengatakan saat ini tak hanya beras yang mengalami kenaikan harga tapi cabai merah juga mengalami hal serupa akibat banjir.
Sejumlah sentra produksi cabai di Jambi juga gagal panen akibat banjir sehingga petani mengalami kerugian akibat tanaman terendam air.
Kedua komoditi tersebut yang mengakibatkan Jambi mengalami inflasi, untuk beras walau sudah disuplai daerah lain tapi kenaikan harga tak dapat dihindarkan.
Begitu pula dengan cabai merah juga mengalami kenaikan karena stok berkurang di tengah lonjakan permintaan menjelang Ramadhan.
Pemprov Jambi bersama pemerintah kabupaten menginisiasi penanaman cabai seperti di Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari untuk menjaga ketahanan pangan.
Gubernur mengharapkan di setiap kampung tersedia satu atau setengah hektare lahan cabai sehingga setidaknya dapat memenuhi kebutuhan cabai di satu kecamatan.
Pemerintah Provinsi Jambi sangat mendukung program para petani juga program dari pemerintah kabupaten, terutama untuk pengembangan sentra pertanian.
Dukungan pemerintah itu seperti penyaluran bantuan bibit dan alat mesin pertanian.
Kebutuhan beras warga Jambi masih didatangkan dari Sumsel
Sejumlah sentra produksi cabai di Jambi juga gagal panen akibat banjir sehingga petani mengalami kerugian akibat tanaman terendam air