Petani Lebak intensifkan budi daya pisang

id lebak

Petani Lebak intensifkan budi daya pisang

Pisang hasil budidaya tanaman petani di Kabupaten Lebak, Banten. ANTARA/Dokumen

Lebak (ANTARA) - Para petani di Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan budidaya tanaman pisang guna meningkatkan pendapatan.

"Kami sangat terbantu untuk pemenuhan kebutuhan  keluarga dari hasil penjualan pisang," kata Rohman (55) seorang petani warga Leuwidamar Kabupaten Labak, Minggu.

Pertanian pisang di wilayahnya itu menjadikan andalan pendapatan ekonomi mingguan dan bulanan,sehingga dapat mengatasi kemiskinan.

Petani pisang di Kabupaten Lebak mengembangkan di lahan-lahan darat dengan rata-rata 300 meter di atas permukaan laut.

Selain itu juga kelebihan tanaman pisang tidak banyak pemeliharaan dan perawatan dibandingkan tanaman pangan.

Karena itu, semua petani di sini mengembangkan budidaya tanamn pisang guna meningkatkan ekonomi keluarga.

"Kami sendiri pendapatan dari penjualan pisang seluas satu hektare mencapai Rp6-8 juta/bulan," katanya menjelaskan.

Begitu juga petani lainnya Herman (60) warga Cimarga Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya bisa menghasilkan keuntungan dari penjualan pisang itu sekitar Rp15 juta/bulan.

Sebab, dirinya sebagai petani juga menampung pisang dari petani lainnya.

"Kami memasok pisang itu ke pasar Rangkasbitung antara dua sampai empat ton/minggu," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah terus mengembangkan pertanian pisang karena permintaan pasar cukup tinggi sehingga mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi petani.

Selama ini, perguliran uang hasil penjualan pisang di 28 kecamatan mencapai miliaran rupiah per bulan dengan produksi ratusa ton per hari.

Produksi pisang daerah ini, selain bisa memenuhi pasar lokal, juga dipasok ke daerah lain, seperti Tangerang, Jakarta, dan Bogor.

Saat ini, harga pisang di tingkat petani berkisar Rp30 ribu-Rp100 ribu per tandan dan beranekaragam jenis, seperti pisang mulih, nangka, galek, rajah buluh, ambon, raja sereh, emas, kepok dan ketan.

Mereka para petani membawa pisang ke luar daerah setiap hari menggunakan truk diesel dan colt pick up.

"Kami mendorong petani agar meningkatkan kualitas pertanian pisang juga perluasan sehingga menjadikan andalan tetap pendapatan ekonomi petani," katanya.