KWT Lampung bermodal 5.000 bisa produksi sayuran

id lampung, balai pelatihan pertanian,kwt lampung

KWT Lampung bermodal 5.000 bisa produksi sayuran

KWT Mekar Jaya Nursiah menunjukkan hasil tanaman sayuran dengan bermodal iuran sebesar Rp5.000. KWT ini kini dapat memproduksi sayuran segar seperti bayam, kangkung, sawi, pakcoy, cabai, tomat, daun bawang, terong, seledri, jahe, temulawak, kencur, kunyit, daun sirih. (ANTARA/HO)

....sektor pangan harus tetap berjalan.....

Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pentingnya mempercepat tanam dan memanfaatkan setiap jengkal lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi COVID-19.

“Dalam menghadapi krisis yang ada, pertanian menjadi pilihan untuk bisa survive. Karena itu, mari kita menggalakkan pertanian, tidak perlu dengan lahan besar. Di family farming atau lahan-lahan keluarga di sekitar rumah kita menjadi sangat penting," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi menegaskan, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, apalagi saat wabah COVID- 19.

“Sektor yang lain mungkin terhenti dengan adanya COVID-19, namun sektor pangan harus tetap berjalan, karena seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pangan,” kata Dedi Nursyamsi, Kamis.

Menurutnya, sebelum pandemi ini melanda Indonesia, ibu-ibu di Pekon Giri Tunggal, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu telah berinisiatif untuk membentuk kelompok wanita tani (KWT) yang bernama Mekar Jaya. KWT ini dibentuk dengan tujuan untuk mengisi waktu luang dan agar lebih produktif.

Selain itu, KWT yang diketuai Nursiah terbentuk pada tahun 2016, dan pada Maret 2020 memutuskan untuk melakukan re-organisasi untuk memenuhi persyaratan administrasi pembentukan KWT secara legal formal.

Ia menjelaskan, dengan hanya bermodalkan iuran anggota sebesar Rp5.000, KWT ini kini dapat memproduksi sayuran segar seperti bayam, kangkung, sawi, pakcoy, cabai, tomat, daun bawang, terong, seledri, jahe, temulawak, kencur, kunyit, dan daun sirih.

“Dengan iuran Rp5.000 itu, mereka membeli bibit sayuran dan rimpang,” katanya pula.

Dedi menyebutkan, selain sayuran dan biofarmaka dalam bentuk segar, KWT yang dibina oleh Ambar Widiatmoko selaku Penyuluh Pertanian Kecamatan Pagelaran Utara, bersama Epi Kurniawan, Penyuluh Pertanian Pekon Giri Tunggal, juga menghasilkan produk olahan rimpang dan biofarmaka.

“Selain sayuran segar, kami juga memproduksi jahe instan, kunyit instan, sari jahe seduh dan temulawak instan yang sudah memiliki Izin Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu. Produk olahan lainnya, yaitu kencur instan dan keripik daun sirih, sudah diproduksi namun belum keluar P-IRTnya” katanya lagi.

KWT Mekar Jaya, kata Nursiah, pada awal dibentuk beranggotakan 25 orang ini, sehingga memasarkan sayuran segarnya masih terbatas ke masyarakat sekitar, tukang sayur keliling dan pedagang pengepul sayur. Namun untuk produk olahannya, KWT yang sekarang telah beranggotakan 30 orang ini, memasarkan produknya sudah mulai secara online.

“Kegiatan KWT Mekar Jaya menjadi salah satu bagian program Kementerian Pertanian yakni Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program P2L ini sudah berlangsung sejak tahun 2020, dengan nama Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL),” kata Nursiah

Nursiah menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan.

Salah satu kegiatan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif. Lahan tersebut diharapkan dapat memenuhi pangan dan gizi rumah tangga. Ke depannya berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Program P2L sendiri dilaksanakan kelompok masyarakat secara bersama-sama dalam mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan, serta pendapatan.

Nursiah juga mengharapkan dengan adanya P2L ini, ibu- ibu anggota KWT mendapatkan penghasilan dari pemanfaatan pekarangannya juga bisa menghemat biaya pengeluaran untuk kebutuhan dapur.

Ke depan, mereka tidak hanya memanfaatkan pekarangan, tapi bisa menambah luasan usaha sayuran dan biofarmaka.

“Harapan ke depannya, kami bisa memasarkan sayuran dan olahan kami lebih luas lagi. Kami juga sudah mulai mengembangkan pemanfaatan Pekarangan dengan memelihara ikan dan ayam kampung,” katanya pula.

Baca juga: Pemkab dukung KWT Kabupaten Pringsewu
Baca juga: Wakil Bupati Pringsewu beri motivasi kepada KWT Bandung Baru