Aceh Barat kirim 17 dokter setiap tahun untuk spesialis

id Berita Aceh Terkini,Berita Aceh Barat,Kesehatan,HKN 2019,Aceh

Aceh Barat kirim 17 dokter setiap tahun untuk  spesialis

Bupati Aceh Barat H Ramli MS menyerahkan hadiah kepada tenaga kesehatan teladan dan berprestasi, saat Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2019 yang dipusatkan di halaman kantor bupati setempat di Meulaboh, Senin (18/11/2019). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 2018 mulai mengirimkan 17 orang tenaga dokter umum untuk studi lanjut di Program studi profesi dokter spesialis atau dokter ahli ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

"Pengiriman tenaga dokter umum untuk belajar tersebut, agar ke depan Aceh Barat memiliki sumber daya manusia (SDM) dokter ahli yang lebih banyak dan berkualitas," kata Bupati Aceh Barat H Ramli MS, Senin di Meulaboh.

Pada tahun 2019 ini, jumlah tenaga dokter umum yang diberikan kesempatan untuk belajar secara gratis oleh pemerintah daerah untuk mengikuti pendidikan dokter spesialis sebanyak 13 orang.


Semua dokter yang diberikan kesempatan belajar tersebut semua biaya pendidikannya ditanggung oleh pemerintah daerah, dan nantinya diharapkan setelah menyelesaikan pendidikan agar kembali ke daerah untuk berbakti bagi masyarakat.

Menurutnya, ketersediaan tenaga dokter ahli di Aceh Barat saat ini memang sangat dibutuhkan karena selama ini daerah tersebut masih kekurangan tenaga dokter spesialis, guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Apalagi, saat ini di Kabupaten Aceh Barat juga sedang dibangun satu unit Rumah Sakit Regional di wilayah pantai barat Aceh.


Ia juga berkomitmen selama tiga tahun mendatang, penyediaan tenaga kesehatan di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan di daerah tersebut akan semakin ditingkatkan termasuk penyediaan prasarana dan sarana alat kesehatan.

Agar ketersediaan tenaga dokter ahli di daerah ini semakin lebih banyak, ia juga mendorong Dinas Kesehatan setempat agar semakin lebih giat dalam melakukan kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, guna memberikan kesempatan kepada putra-putri daerah agar bisa belajar sebagai tenaga dokter ahli, katanya.

Baca juga: IDAI: 90 persen anak penderita diabetes perlu insulin seumur hidup