Pembatas Jembatan Pulau Pasaran "hilang"

id Pulau Pasaran, ikan teri

Pembatas Jembatan Pulau Pasaran "hilang"

Sebagian buruh harian saat melintasi Jembatan Pulau Pasaran yang tanpa pembatas. Mereka mengharapkan Pemkot Bandarlampung segera memperbaikinya. (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Bandarlampung (Antara Lampung)- Pemkot Bandarlampung didesak untuk segera memperbaiki jembatan yang menghubungkan  pesisir Telukbetung dan Pulau Pasaran, karena sebagian pembatas jembatan itu sudah hilang atau roboh.
    
Beberapa warga Bandarlampung yang bekerja sebagai buruh harian di Pulau Pasaran, Senin, menyatakan kekhawatirannya terpeleset saat pasang air laut, sehubungan lebar jembatan itu hanya sekitar satu meter dengan panjang hampir 300 meter.
    
"Pas melewati bagian jembatan tanpa pembatas ini, ada rasa was-was seperti terpeleset. Diharapkan segera diperbaiki lagi," kata Tini, salah satu buruh harian.
    
Jembatan kecil menuju Pulau Pasaran itu berada di atas air laut. Prasarana jembatan itu menjadi akses utama yang menghubungkan Bandarlampung dan Pulau Pasaran, meski ada juga yang menggunakan perahu dari Telukbetung untuk mencapai Pulau Pasaran.
    
Jembatan menuju Pulau Pasaran itu sebenarnya untuk pejalan kaki, namun makin kerap dilintasi motor dan becak, sehingga dikhawatirkan bisa terpeleset dan jatuh ke air laut karena sebagian jembatan sudah tanpa pembatas.
    
Sehubungan itu, jembatan kecil itu yang telah berkontribusi dalam mendongkrak kegiatan produksi ikan asin di Pulau Pasaran, segera diperbaiki oleh Pemkot Bandarlampung.
    
Pulau Pasaran adalah sentra produksi ikan teri asin utama di Provinsi Lampung. Dalam kondisi normal, Pulau Pasaran dalam sehari bisa memproduksi 20-30 ton ikan teri asin, yang dipasok ke Jawa dan daerah lainnya di Sumatera.
    
Pulau Pasaran awalnya dipenuhi pohon kelapa di tahun 1960-an dan penduduknya pun hanya beberapa keluarga, dan luasnya hanya sekitar dua hektare. Namun kini pulau seluas sekitar 8 ha dan disesaki rumah-rumah pengrajin ikan asin, sementara pantai pesisirnya dipenuhi kapal-kapal nelayan dan keramba.
   
Aktivitas penduduk Pulau Pasaran setiap harinya selalu berkaitan dengan produksi ikan asin, kecuali jika berhenti berproduksi maka mereka bekerja serabutan, seperti buruh dan awak angkutan umum.
   
Namun, penurunan produksi teri asin di Pulau Pasaran sudah terjadi sejak Desember 2016 lalu, dan para perajin berharap kondisi cuaca kembali normal sehingga hasil tangkapan nelayan banyak. 

ANTARA